Membentuk Karakter Pelajar Pancasila melalui Pembiasaan di Sekolah dan Rumah

Oleh: Holdianoor, S.Pd.SD
Guru SD Negeri Krajanbogo, Kec. Bonang, Kabupaten Demak

KEBIASAAN ternyata bisa membentuk karakter kita. Pembentukan karakter yang kuat berbasis Pancasila diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang berintegritas, bertanggung jawab, serta berperan aktif dalam membangun bangsa dan negara.

Pembiasaan karakter Pancasila dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, baik di sekolah maupun di rumah. Guru dan tenaga pendidik memiliki peran sentral dalam memberikan pembelajaran yang berorientasi pada nilai-nilai Pancasila.

Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan di sekolah untuk membentuk karakter pelajar Pancasila. Pertama, pembelajaran nilai-nilai Pancasila. Sekolah dapat menyediakan waktu khusus dalam kurikulum untuk membahas dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Materi pembelajaran dapat meliputi makna dan arti dari setiap sila Pancasila, serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, kegiatan ekstrakurikuler. Yakni dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang mendorong pelajar untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila. Misalnya kegiatan kebersihan lingkungan atau pengabdian kepada masyarakat.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Ketiga, pembentukan organisasi siswa. Sekolah dapat membentuk organisasi siswa yang berbasis Pancasila, di mana siswa dapat belajar tentang demokrasi dan musyawarah yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Di samping peran sekolah, keluarga juga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter pelajar Pancasila. Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan di rumah untuk membentuk karakter pelajar yang berlandaskan Pancasila.

Pertama, keteladanan orang tua. Orang tua dapat menjadi contoh yang baik dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat memberikan teladan dalam perilaku yang jujur, adil, dan bertanggung jawab.

Kedua, diskusi keluarga. Melalui diskusi keluarga, orang tua dapat membahas dan menjelaskan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak. Diskusi ini dapat melibatkan semua anggota keluarga untuk saling berbagi pemahaman dan pengalaman terkait nilai-nilai tersebut.

Ketiga, memberikan pendidikan karakter. Selain pendidikan formal di sekolah, orang tua juga dapat memberikan pendidikan karakter kepada anak di rumah. Hal ini dapat dilakukan melalui cerita, dongeng, atau permainan yang mengandung nilai-nilai Pancasila.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Penting untuk dicatat bahwa pembentukan karakter pelajar Pancasila bukanlah tugas yang mudah dan membutuhkan komitmen bersama dari semua pihak terkait. Penting untuk dicatat bahwa pembentukan karakter pelajar Pancasila bukanlah tugas yang mudah dan membutuhkan komitmen bersama dari semua pihak terkait, baik sekolah maupun keluarga. Diperlukan kerja sama antara guru, orang tua, dan masyarakat dalam memberikan pemahaman dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila secara konsisten.

Selain itu, perlu juga adanya pemantauan dan evaluasi yang kontinu terhadap pembentukan karakter pelajar. Sekolah dapat melibatkan guru, orang tua, dan siswa dalam proses evaluasi tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi perbaikan dan peningkatan dalam pembentukan karakter pelajar Pancasila.

Selain pembiasaan di sekolah dan di rumah, media juga memegang peran penting dalam membentuk karakter pelajar. Media massa seperti televisi, radio, dan internet, dapat menyajikan konten yang mendukung pembentukan karakter yang berlandaskan Pancasila. Media sosial juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi dan penyampaian informasi yang positif mengenai nilai-nilai Pancasila.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Dalam upaya membentuk karakter pelajar Pancasila, perlu diingat bahwa proses ini tidak boleh menjadi alat untuk mengekang kebebasan beragama dan berpikir. Pembentukan karakter yang berbasis Pancasila harus dilakukan dengan menghormati keragaman budaya, agama, dan keyakinan di Indonesia. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa nilai-nilai Pancasila adalah landasan yang inklusif dan menghormati hak asasi manusia.

Dengan adanya kesadaran dan komitmen bersama, pembentukan karakter pelajar Pancasila melalui pembiasaan di sekolah dan di rumah dapat terwujud. Generasi muda yang memiliki karakter yang kuat berlandaskan Pancasila akan menjadi pilar utama dalam membangun masa depan bangsa yang berkelanjutan, toleran, dan berkeadilan. (*)