Oleh: Sa’diyah, S.Pd
Guru SDN 01 Wiyorowetan, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang
MATEMATIKA sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat memegang peranan penting. Karena matematika merupakan pelajaran yang bersifat hierarki, maka setiap sub bab yang ada akan sangat berkaitan dengan sub bab berikutnya. Untuk itu siswa kelas 1 harus benar-benar mampu menguasai operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sebagai dasar awal untuk mempelajari materi matematika selanjutnya.
Kondisi nyata yang terjadi sekarang terkait hasil belajar siswa matematika di kelas 1 pada materi Penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah di SDN 01 Wiyorowetan tergolong masih rendah. Berdasarkan pantauan penulis, diketahui bahwa hasil belajar dari 29 siswa, masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Adapun rata-rata nilai yang di proleh hasil belajar matematika siswa di SD kelas I yaitu, hanya 41,3% siswa memproleh nilai di atas KKM sedangkan 58,7% siswa masih dibawah KKM..
Untuk menumbuhkan motivasi siswa agar hasil belajar meningkat, diperlukan suatu pembelajaran yang menarik bergairah dalam belajar. Kegagalan siswa dalam memahami materi tentunya bisa disebabkan oleh faktor-faktor. Seperti faktor siswa, faktor guru maupun materi pembelajarannya.
Metode Gasing (gampang, asyik dan menyenangkan) merupakan metode belajar dengan cara memahami masalah secara langkah demi langkah untuk memperoleh suatu capaian atau hasil. Surya & Moss (dalam Prahmana & Suwasti, 2014), menyatakan bahwa metode Matematika Gasing mempunyai bangunan dasar.
Pertama, tidak ada anak yang tidak bisa belajar matematika, hanya anak yang belum sempat mempelajari matematika dengan cara yang menyenangkan dan berarti. Kedua, matematika didasarkan pada pola dan pola ini membuat matematika bisa dimengerti.
Ketiga, konteks visual terhadap konsep matematis harus datang sebelum notasi simbolis. Keempat, matematika bukanlah penghafalan, tapi mengetahui fakta dasar dengan pemahaman konseptual dan visual (Wiyanti & Wakhyuningsih, 2013)
Metode Gasing merupakan metode pembelajaran matematika dengan langkah demi langkah yang membuat anak menguasai matematika secara gampang, asyik, dan menyenangkan. Kunci metode Gasing ini adalah proses langkah demi langkah, yang disusun sedemikian rupa sehingga penguasaan materi dibangun dari pemahaman materi sebelumnya.
Pentingnya proses langkah demi langkah ini dalam metode Gasing tercermin sewaktu anak-anak belajar suatu topik, ada titik kritis yang harus mereka lewati. Setelah mencapai titik kritis ini mereka tidak akan sulit lagi mengerjakan soal dalam topik tersebut.
Dalam pembelajaran metode Gasing ini anak-anak diajak bermain dan bereksplorasi dengan alat peraga sehingga benar-benar terasa dan terbayang konsep yang ingin disampaikan. Jadi yang abstrak selalu diawali dengan sesuatu yang konkret, sehingga anak-anak dapat jauh lebih mudah mengerti dan mengaplikasikan konsep yang diajarkan.
Salah satu ciri khas lain dari metode Gasing adalah anak-anak dapat melakukan perhitungan di luar kepala (mencongak) dengan cepat. Pelaksanaan pembelajaran matematikan penjumlahan dan pengurangan melalui metode Gasing pada anak kelas I SDN 01 Wiyorowetan, ternyata anak lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Hasil dari penerapan metode Gasing terbukti dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga hasil belajarpun meningkat. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan presentase hasil belajar yaitu siswa yang memperoleh hasil diatas KKM sebanyak 25 siswa (86%) dari 29 siswa sedangkan yang dibawah KKM sebanyak 4 siswa (14%).
Peningkatan hasil dari pembelajaran sebelumnya, yaitu 41,3% (12 siswa) telah meningkat menjadi 86% (25 siswa). Dengan perolehan hasil tersebut berarti indikator keberhasilan prestasi siswa pada saat pembelajaran dengan metode Gasing dapat tercapai dengan baik sehingga tujuan belajarpun dapat tercapai dengan baik. (*)