Peranan Kreativitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran

Oleh: Dian Agustinawati, S.Pd.SD
Guru SDN Kebandungan, Kec. Bodeh, Kab. Pemalang

DALAM perjalanan sejarah budaya manusia, terbukti peran kreativitas manusia telah memperbesar jarak kemampuan makhluk lain terhadap manusia. Anak merupakan sumber daya manusia berpotensi yang tidak boleh disia–siakan dengan tidak memperhatikan dan pelayanan khusus kepada mereka, agar dapat mengembangkan potensi secara optimal.

Setiap pendidik (guru) selalu meliliki keinginan agar anak didiknya memiliki daya krativitas yang baik. Sebab, hal tersebut akan banyak berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan oleh seorang pendidik. Interaksi belajar mengajar yang memiliki krativitas yang tinggi akan memunculkan potensi siswa dalam pencapaian hasil belajar mengajar yang baik.

Proses hasil belajar sangat dipengaruhi oleh kondisi belajar. Guru dalam hal ini harus mampu menciptakan situasi belajar yang kondusif agar siswa mendapatkan hasil belajar yaitu berupa prestasi belajar yang baik. Namun demikian, sering kali guru merasa kesulitan membawa siswa ke dalam situasi yang kondusif. Dalam kondisi seperti ini, seorang guru dapat menangkap untuk kemudian melakukan sebuah strategi yang efektif untuk membangkitkan motivasi sekaligus krativitas anak.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Menurut Utami Munandar (1992) dalam urainya tentang pengertian kreativitas, ada tiga tekanan kemampuan. Yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasi, menyelesaikan masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif.

Kreativitas merupakan sebuah hasil dari proses berpikir dari pengalaman yang didapat seorang anak sebelumnya. Jadi, semakin banyak anak memperoleh pengalaman dan pengetahuan, maka semakin mungkin ia dapat memenfaatkan pengalaman–pengalaman dan pengetahuan tersebut untuk terus mengaktualisasikan daya kreativitasnya.

Di sekolah, guru berusaha menumbuhkan kreativitas anak melului proses pembelajaran. Pembelajaran dapat diberi arti sebagai setiap upaya yang sitematik dan sengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi–kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif antara dua pihak. Yaitu antara peserta didik (siswa) yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik (guru) yang melakukan kegiatan pembelajaran (Sudjana S, 2000:68).

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Guru merupakan pihak yang banyak berperan dalam membantu menumbuhkan daya kreativitas anak. Hal ini disebabkan karena guru memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam membimbing anak didik selama di sekolah. Dari guru itulah anak didik banyak meniru dan memperoleh gambaran tentang batas–batas perilaku proses dan nilai–nilai moral.

Ketika anak belum memasuki sekolah, anak melakukan proses identifikasi hanya pada orang tua. Orang tualah model anak yang paling dominan dalam membentuk kepribadiannya. Tetapi setelah anak memasuki sekolah, dari semenjak anak–anak hingga tingkat lanjut, guru juga menjadi model setelah orang tuanya.

Lingkungan sekolah mendukung proses pengembangan kreativitas siswa. Yakni dengan mengembangkan kemampuan guna menghasilkan berbagai gagasan, wawasan, penemuan, atau obyek yang bisa diterima sebagai nilai sosial, spiritual, keindahan, ilmiah, serta teknologi. Sehingga hasil belajar siswa meningkat, dengan cara guru memberikan bantuan kepada anak agar mereka kreatif dengan menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitasnya. Kemudian mengakui dan menghargai gagasan anak, mendorong anak untuk mengkomunikasikan dan mewujudkan gagasannya, membantu anak memahami divergensinya dalam berpikir dan bersikap. Selanjutnya memberi peluang untuk mengkomunikasikan gagasannya dan memberikan informasi peluang yang tersedia.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Peran guru sebagai kondisi eksternal dalam pengembangan kreativitas siswa dilakukan dengan memberi keteladanan yang diharapkan dapat menggugah anak untuk berkreasi secara terarah dan terprogam. Lalu mambangun kemauan dan mengembangkan kreativitas siswa melalui proses pembelajaran kondisi sekolah yang menunjang kreativitas. Sehingga menciptakan lingkungan yang merangsang belajar siswa, dan akhirnya tercipta pembelajaran yang kreatif bermanfaat bagi lingkungan pendidikan serta masyarakat. (*)