Oleh: Aristatika Kurniaadi, S.Pd.SD
Kepala Sekolah SDN 2 Sambirejo, Kec. Wirosari, Kab. Grobogan
PEMBELAJARAN merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen. Pembelajaran akan dapat berjalan lebih baik apabila ada aktivitas peserta didik yang mendukung dalam pembelajaran, seperti aktif bertanya maupun mengemukakan pendapat.
Salah satu penyebab dari aktivitas belajar peserta didik yaitu kurangnya pemahaman dan penguasaan materi, yang berimbas pada rendahnya hasil belajar peserta didik. Menghadapi permasalahan ini, diperlukan suatu jalan keluar yang tepat. Salah satu pemecahanannya adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dengan menggunakan metode outdoor study. Yakni suatu kegiatan pembelajaran di luar kelas yang mengupayakan menambah aspek kegembiraan dan kesenangan serta menambah wawasan dan pengalaman peserta didik.
Belajar di luar kelas mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik, serta mampu berpartisipasi dan aktif dalam pembelajaran. Pengalaman langsung memungkinkan materi pembelajaran akan semakin konkret dan nyata, sehingga proses pembelajaran akan lebih bermakna. Aktivitas belajar outdoor study dapat mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan keaktivitas mereka dengan seluas-luasnya di alam terbuka.
Jika pelajaran hanya disampaikan di dalam kelas, maka pemahaman para peserta didik terhadap pelajaran-pelajaran sangat kurang. Memberikan kesempatan belajar di luar kelas kepada peserta didik untuk mengenal alam yang ada disekitarnya secara langsung dapat menambah pengetahuan peserta didik seluas-luasnya. Selain itu memberikan aspek kegembiraan tersendiri, dan memberi semangat kepada peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Tahapan-tahapan pembelajaran yang dilaksanakan melalui metode outdoor study antara lain sebagai berikut. Pertama, persiapan. Pada tahap ini, guru terlebih dahulu harus merumuskan tujuan yang ingin dicapai dari penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dan menentukan konsep yang ingin ditanamkan kepada peserta didik.
Kedua, tahap pelaksanaan. Guru membimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan sesuai instrumen yang telah dibuat. Ketiga, tahap pasca-kegiatan lapangan. Sekembalinya peserta didik dari lapangan, mereka harus membuat laporan tentang apa yang telah mereka lakukan dan bagaimana hasilnya.
Kelebihan dari pembelajaran menggunakan metode outdoor study antara lain dapat mendorong motivasi belajar, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Kemudian mengasah aktivitas fisik dan kreativitas, penggunaan media pembelajaran yang kongkret, meningkatkan keterampilan bekerja kelompok. Berikutnya mengembangkan sikap mandiri, tidak memerlukan banyak peralatan, serta mendekatkan hubungan emosional antara guru dan peserta didik.
Selain memiliki kelebihan kegiatan belajar mengajar dengan metode outdoor study juga memiliki beberapa kelemahan. Antara lain pesera didik kurang bisa terkontrol karena berada di alam bebas, kurang tepat waktu, pengelolaan kelas lebih sulit, dan lebih banyak menguasai praktik dan minim teori. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dengan cara guru memberikan perhatian yang ekstra terhadap peserta didik karena yang berada dalam arena bermain. Di samping itu juga memberikan jadwal paten baik dari segi tempat, waktu, dan pelaksanaan. Lalu memberitahukan kepada peserta didik tempat yang boleh di kunjungi dan yang tidak boleh di kunjungi.
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode outdoor study dapat memberikan dampak nyata dalam kegiatan pembelajaran bagi peserta didik. Peserta didik menjadi lebih termotivasi dalam belajar dan dapat mengoptimalkan potensi siswa dalam belajar. Sehingga membantu siswa lebih termotivasi untuk belajar dan meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang yang mereka minati. Hal ini tentunya akan berdampak pada pemahaman peserta didik terhadap suatu materi pembelajaran yang mereka pelajari.
Adanya pemahaman terhadap suatu materi tentunya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran yang menyenangkan, siswa cenderung lebih termotivasi untuk belajar dan lebih mudah untuk mengingat materi yang dipelajari. (*)