PURBALINGGA, Joglo Jateng – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga terus berupaya untuk mengentaskan permasalahan anak tidak sekolah (ATS) di wilayah setempat paling lambat pada 2024. Dijelaskan bahwa saat ini, terdapat sebanyak 1.262 ATS yang tercatat dalam data kemiskinan ekstrem.
Sejumlah 1.262 ATS tersebut berasal dari 14 kecamatan dengan spesifikasi 34 desa di Purbalingga. Sementara untuk persebaran ATS terbanyak terdapat tiga kecamatan, yaitu di Kecamatan Kutasari, Bukateja, dan Bojongsari.
Setelah dilakukan verifikasi dan validasi lebih lanjut, dari total 1.262 ATS tadi tidak semuanya benar-benar dikategorikan ATS. Ada 615 anak yang masih berada di sekolah tetapi sudah lulus dan siap untuk melanjutkan pendidikan. Kemudian sejumlah 87 anak tidak bisa diintervensi atau bisa dikatakan ada yang telah meninggal, difabel, dan merantau.
“Jadi yang benar-benar ATS ada sebanyak 560 anak dan sedang kita upayakan dengan berbagai cara. Tujuannya tentu agar tahun ini atau paling lambat tahun 2024 dapat bersekolah,” ungkap Kasi Pendidikan Non-Formal Dindikbud Purbalingga Dwi Anita Setyaningrum.
Anita menambahkan, Dindikbud memiliki anggaran sebesar Rp 1 miliar untuk pengentasan permasalahan ATS di Purbalingga. Anggaran ini terbagi untuk ATS baru dan ATS lanjutan yang sebelumnya sudah pernah menerima bantuan dari Dindikbud.
Pihaknya juga akan secara bertahap menytrategikan agar ATS ini dapat bersekolah atau melanjutkan lagi pendidikannya melalui kesetaraan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). (cr6/abd)