Oleh: Sriyatun, S.Pd.SD
Guru Kelas SD 1 Prambatan Lor, Kec. Kaliwungu, Kab. Kudus
MATEMATIKA merupakan salah satu bidang studi yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Dalam mata pelajaran matematika, siswa dilatih dan diajarkan berpikir logis, rasional, kritis dan mengetahui sejauh mana pemahaman konsep yang diperoleh.
Pada pembelajaran di sekolah, penguasaan konsep sangat diperlukan seorang siswa. Karena konsep merupakan suatu medium yang menghubungkan subjek penahu (siswa) dengan objek yang diketahui. Jadi, dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam menangkap pengertian-pengertian. Seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih dipahami. Kemudian memberikan interpretasi dan mampu mengaplikasikannya.
Pada kenyataannya, rasa takut terhadap pelajaran matematika seringkali menghinggapi perasaan para siswa. Apabila terus dibiarkan, maka akan menyebabkan rendahnya prestasi siswa dalam bidang matematika. Karena motivasi belajar serta pemahaman konsep sangatlah penting demi tercapainya tujuan pembelajaran, mengingat bahwa pemahaman konsep merupakan dasar untuk belajar matematika secara bermakna. Apabila konsepnya telah dipahami, siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep. Tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti. Oleh sebab itu, sangatlah dibutuhkan peran guru dalam menciptakan kondisi belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Guru harus berusaha semaksimal mungkin aktif dalam menciptakan suasana belajar yang baik dengan berbagai cara. Baik dalam menggunakan strategi-strategi mengajar yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, penyediaan alat belajar, ataupun pendekatan lainnya yang diperlukan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar. Salah satu alternatif yang mampu memecahkan masalah yang dialami siswa adalah digunakannya model pembelajaran reciprocal teaching.
Menurut Suprijono (2014:14), model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil teori penurunan, teori psikologi pendidikan, dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atas suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Di samping itu, juga untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Model reciprocal teaching adalah model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman membaca (reading comprehension). Pembelajaran timbal balik ditujukan untuk mendorong siswa mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki. Seperti merangkum, bertanya, mengklarifikasi, memprediksi, dan merespon apa yang dibaca.
Pembelajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivisme yang didasarkan pada prinsip-prinsip membuat pertanyaan, mengajarkan, keterampilan kognitif melalui pengajaran dan pemodelan oleh guru untuk meningkatkan keterampilan membaca pada siswa berkemampuan rendah. Model ini tidak sekedar berorientasi pada hasil. Tetapi juga pada kualitas proses pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan reciprocal teaching, siswa aktif mencari tahu informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan sendiri. Sehingga relevan dengan kebutuhan mereka sendiri. Hal ini akan meningkatkan motivasi siswa, dalam proses pembelajaran matematika menggunakan reciprocal teaching. Siswa dipandu oleh guru untuk membangun pengetahuan matematika dirinya sendiri setahap demi setahap.
Pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model reciprocal teaching lebih baik dari pada pemahaman konsep dan motivasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan teori di atas sangat jelas menggambarkan bahwa siswa yang hanya belajar dengan menghafal materi atau rumus-rumus matematika akan mudah lupa ketimbang siswa belajar dengan bermakna atau siswa belajar tentang konsep matematika. Sehingga, disimpulkan model pembelajaran reciprocal teaching efektif untuk diterapkan. (*)