Oleh: Happy Merdikowati, S.S., M.A.
Guru SMP N 1 Padamara, Kab. Purbalingga
SAAT ini kompetensi menulis peserta didik masih kurang berkembang. Fakta ini diperoleh setelah diadakan observasi dan tukar informasi dengan guru sejawat lain. Ada beberapa kendala yang teridentifikasi sebagai penghambat proses pembelajaran menulis.
Pertama, penguasaan bahasa peserta didik masih rendah. Kesalahan ditemukan pada ejaan, tanda baca, pilihan kata, dan keefektifan kalimat. Ini menunjukkan bahwa siswa belum dapat menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Kedua, waktu kegiatan pembelajaran yang relatif pendek. Perlu diketahui bahwa satu jam pelajaran dihitung hanya 40 menit. Durasi pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia terasa masih kurang dalam per minggu. Artinya, hanya ada sedikit waktu untuk menyelesaikan empat aspek pembelajaran bahasa. Yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Untuk materi menulis, alokasi waktu itu jelas sangat kurang. Ketiga, guru hanya berorientasi untuk melihat hasil tulisan atau karangan peserta didik tanpa membelajarkan proses mengarang kepada peserta didik.
Kendala-kendala yang ditemui di kelas tersebut tidak boleh dibiarkan karena dapat berdampak pada kualitas proses dan hasil pembelajaran. Pentingnya keterampilan menulis atau mengarang diungkapkan oleh Sabarti Akhadiah (2012), bahwa kemampuan menulis atau mengarang perlu dimiliki oleh peserta didik.
Mengajarkan kompetensi menulis kepada siswa dapat dimulai dengan memanfaatkan segala potensi anak dan lingkungan sekolah. Setiap anak pasti mempunyai talenta yang memungkinkan itu dikembangkan. Demikian halnya dengan pemanfaatan lingkungan sekolah. Karena anak belajar di sekolah, guru harus mampu untuk memanfaatkan lingkungan sekolah guna mengoptimalkan potensi anak tersebut.
Lingkungan sekolah harus diberdayakan untuk mendukung ketercapaian hasil belajar. Agar usaha ini berhasil, guru harus menunjukkan kepekaan dan kreativitasnya. Guru harus membaca situasi lingkungan sekolah.
Berdasarkan pengamatan, lingkungan sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran cukup banyak. Seperti lingkungan perpustakaan, laboratorium, kantin sekolah, suasana lingkungan sekitar sekolah, dan lain-lain.
Pemanfaatan lingkungan sekolah dipandang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis petunjuk melakukan sesuatu. Ini disebabkan setiap siswa sering membeli atau jajan makanan di kantin tersebut.
Sudiati (2012) menyatakan bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Menulis akan membangun keyakinan dan sikap percaya diri secara sehat. Keyakinan itu dapat diperteguh dengan menambahkan berbagai alasan yang bersifat rasional maupun sosial-emosional, bahkan spiritual.
Dalam proses membangun proses keyakinan diri tersebut, pertanyaan pertama yang perlu dijawab bukan pertanyan apa yang harus dikarang. Melainkan pertanyaan yang muncul adalah mengapa ingin menulis.
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa di bawah pengawasan guru. Sekolah merupakan wadah dasar pendidikan bagi masyarakat yang mempunyai peranan penting dan sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan anak-anak.
Lingkungan sekolah bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran secara langsung dan nyata. Sugiyanto (2017) lebih lanjut menegaskan bahwa CTL (contextual teaching and learning) adalah filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekadar menghafal. Tetapi mengkonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya.
Lingkungan sekolah merupakan bagian yang berhubungan dengan pembelajaran. Ini berarti bahwa lingkungan sekolah dapat beberdaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Jika saja lingkungan sekolah itu dimanfaatkan, tentu itu dapat bermanfaat.
Sekolah mempunyai beragam lingkungan, seperti kantin atau warung sekolah, koperasi, perpustakaan, taman pintar, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, dan lain-lain. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah harus digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu media tersebut berupa lingkungan sekolah yang relevan dengan pengajaran menulis. (*)