Oleh: Susana Yuliana, S.Pd.SD
Guru SD 3 Papringan, Kec. Kaliwungu, Kab. Kudus
MATEMATIKA merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika sangat perlu diberikan kepada semua kalangan peserta didik. Terutama di sekolah dasar, sebagai bekal mereka dalam memahami kemampuan matematika. Sehingga dibutuhkan kesadaran bahwa arah pembelajaran matematika adalah memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk mengembangkan kompetensi berpikir kritis, kreatif, dan produktif sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta didik memiliki kemampuan, antara lain sebagai berikut. Pertama, memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, serta tepat dalam pemecahan masalah.
Kedua, menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Ketiga, memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh,
Keempat, mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Kelima, memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Namun dalam praktiknya, pembelajaran matematika dianggap sebagai suatu pembelajaran yang rumit dan sulit.
Penyampaian guru dalam mengajar juga kurang menarik, yakni guru hanya menerangkan, sementara peserta didik mencatat apa yang disampaikan guru. Peserta didik dituntut untuk menguasai konsep bilangan dan lambang dalam memahami pelajaran matematika. Namun karena stigma peserta didik mengenai matematika sebagai pelajaran yang sulit dan rumit ditambah dengan sistem penyampaiannya masih didominasi oleh guru, sehingga membuat peserta didik menjadi pasif.
Matematika berkaitan dengan topik yang luas dan amat penting dalam kehidupan. Antara lain rasio atau logika, ilmu ukur, ilmu ruang, berhitung, dan lain-lain. Materi pelajaran matematika berkaitan dengan pemahaman konsep mengenai operasi hitung yang harus dipahami peserta didik. Hal tersebut sangat membantu peserta didik dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung di kehidupan sehari-hari. Sehingga anak yang mempunyai pemahaman konsep yang baik sudah pasti dapat menyelesaikan masalah dan membantu dalam menjalani interaksi kehidupan lebih baik dibanding dengan anak yang belum memahami konsep operasi hitung.
Permasalahan yang muncul pada operasi hitung khususnya pada bilangan bulat negatif-positif, menjadi salah satu perhatian untuk guru agar dapat memberikan kesan yang menarik dalam menyampaikan materi. Fakta selanjutnya yaitu kerena kurangnya pembiasaan dan latihan mengenai proses menemukan hasil operasi bilangan dengan konkret.
Adapun hasil observasi oleh peneliti menunjukkan bahwa fokus peserta didik masih belum mampu dikendalikan oleh guru ketika sedang menjelaskan di papan tulis karena penyampaian materi yang masih kontemporer. Sehingga mengakibatkan penyampaian materi tidak maksimal dan akan berpengaruh pada kemampuan operasi hitung bilangan.
Media membantu pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran dan berfungsi sebagai pengganti guru ketika terhalang untuk hadir di kelas memberi materi. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media manik-manik warna.
Media pembelajaran manik-manik warna merupakan alat peraga dalam pembelajaran terkait proses berhitung bilangan bulat dengan menerapkan konsep himpunan dengan penggambaran secara konkrit proses perhitungan pada bilangan bulat. Penggunaan media pembelajaran yang menarik menurut Marwa, Munirah, Angriani, Suharti, Sriyanti, & Rosdiana (2020) dapat memberikan kesan yang baik karena peserta didik tidak berandai-andai dengan apa yang disampaikan gurunya. Melainkan berpatokan pada media yang digunakan. (*)