Bagaimana Melaksanakan Pembelajaran Secara Efektif?

Oleh: Nursid, S.Pd
Guru SD 2 Jepang, Kec. Mejobo, Kab. Kudus

MIARSO (2004) mengatakan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan salah satu standar mutu pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan. Atau dapat juga diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi, doing the right things. Menurut Supardi (2013), pembelajaran efektif adalah kombinasi yang tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Hamalik (2001) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang sedang di pelajari.

Pemkab Demak

Vigotsky juga berpendapat bahwa pengalaman interaksi sosial merupakan hal penting bagi perkembangan keterampilan berfikir (thinking skill) (Mulyasa, 2012). Efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antarsiswa maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, serta respon siswa terhadap pembelajaran dan penguasaan konsep siswa. Untuk mencapai suatu konsep pembelajaran yang efektif dan efisien, perlu adanya hubungan timbal balik antara siswa dan guru untuk mencapai suatu tujuan secara bersama. Selain itu juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, serta media pembelajaran yang dibutuhkan untuk membantu tercapainya seluruh aspek perkembangan siswa.

John Carroll yang termasyhur dalam bidang pendidikan psikologi, dan dalam bukunya yang berjudul A Model of School Learning menyatakan bahwa instructional effectiveness tergantung pada lima faktor (Supardi, 2013). Di antaranta attitude, ability to understand instruction, perseverance, opportunity, serta quality of instruction.

Dengan mengetahui beberapa indikator tersebut menunjukkan bahwa suatu pembelajaran dapat berjalan efektif apabila terdapat sikap dan kemauan dalam diri anak untuk belajar. Selain itu kesiapan diri anak dan guru dalam kegiatan pembelajaran, serta mutu dari materi yang disampaikan. Apabila kelima indikator tersebut tidak ada maka kegiatan belajar mengajar anak tidak akan berjalan dengan baik.

Kegiatan pembelajaran yang efektif sangat dibutuhkan anak untuk membantu mengembangkan daya pikir anak dengan tanpa mengesampingkan tingkat pemahaman anak sesuai dengan usia perkembangannya. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran keberhasilan dari proses interaksi dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Yakni dilihat dari aktivitas selama pembelajaran, respon, dan penguasaan konsep.

Sukmadinata (2005) menjelaskan bahwa guru merupakan salah satu komponen utama pendidikan selain siswa dan tujuan pendidikan. Mendidik adalah pekerjaan profesional. Oleh karena itu, guru sebagai pelaku utama pendidikan merupakan pendidik profesional.

Supriadie (2012) juga menjelaskan bahwa guru berperan seperti fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi siswa. Rusman (2013) menyatakan bahwa guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran. Dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.

Thoifuri (2007) menyatakan bahwa guru pada prinsipnya tidak hanya mereka yang memiliki kualifikasi keguruan secara formal diperoleh dari bangku sekolah perguruan tinggi. Melainkan yang terpenting adalah mereka yang mempunyai kompetensi keilmuan tertentu dan dapat dijadikan orang lain pandai dalam matra kognitif, afektif, dan psikomotor.

Syaodih (2005) menyebutkan bahwa guru adalah pembimbing bagi anak. Proses tumbuh kembang anak sangat ditunjang oleh peran guru sebagai pembimbing. Maka guru perlu menguasai berbagai karakteristik bimbingan sesuai dengan kemampuan anak. Guru merupakan faktor penting dalam pendidikan anak karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran yang merupakan inti dari pendidikan secara keseluruhan. (*)