Oleh: Indah Khikmawati, S.Pd
Guru SD N 02 Tambakrejo, Kec. Pemalang, Kab. Pemalang
KEMAMPUAN guru menerapkan asas kekonkretan dalam mengelola pembelajaran masih rendah. Kondisi isi ini berdampak pada motivasi belajar peserta didik. Apalagi metode, strategi, dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung monoton dan tidak menarik.
Keberhasilan dalam sebuah pembelajaran ditentukan oleh berbagai faktor baik yang terkait langsung dengan proses pembelajaran tersebut maupun yang tidak berkaitan secara langsung. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain pertama, kemampuan dan keterampilan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik dan pengajar. Kedua, penggunaan metode dan teknik mengajar yang tepat oleh seorang guru,
Ketiga, penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan setiap materi pada berbagai mata pelajaran. Keempat, kesiapan mental dan fisik peserta didik yang akan menerima pembelajaran.
Kelima, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai yang dapat dimanfaatkan peserta didik dalam menerima pelajaran. Keenam, dukungan penuh baik aspek materi maupun nonmateri dari semua pemangku kebijakan dalam dunia pendidikan.
Sebagai seorang guru yang ideal dan profesional, selayaknya semua faktor penentu keberhasilan dalam pembelajaran di atas harus dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan hasil pembelajaran. Media pembelajaran yang tepat penting diketahui guru agar guru dapat merancang atau mendesain pengajaran secara tepat.
Oemar Hamalik mengatakan bahwa penggunaan strategi masih terbatas pada satu atau dua metode mengajar saja, belum meluas dan mencakup penggunaan metode secara luas dan banyak variasinya. Implikasi keadaan ini mengakibatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik belum mencapai taraf optimal.
Setiap guru tentu memiliki karakteristik, keterampilan, dan pola yang berbeda dalam menyampaikan materi pelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan media informasi dewasa ini membuka peluang terciptanya beragam media pembelajaran yang relevan dan menarik.
Salah satu bentuk media pembelajaran yang relevan digunakan dalam pembelajaran adalah media kartu. Pemanfaatannya relatif dapat digunakan pada berbagai mata pelajaran yang ada. Salah satunya pada mata pelajara pendidikan kewarganegaraan (PKn).
Model penerapan pembelajaran pada mata pelajaran PKn dengan media bermain KarDo PKn (kartu domino PKn). KarDo PKn adalah sebuah media pembelajaran sederhana yang terbuat dari barang bekas mainan anak berupa gambar film kartun (spiderman dan batman) serta kalender bekas yang didesain menjadi sebuah media pembelajaran. Sehingga bisa meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk mebelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Jika seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya, motivasi belajar akan muncul dengan kuat.
Media KarDo PKn dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. KarDo PKn adalah sebuah media pembelajaran yang didesain seperti kartu domino. KarDo PKn berisi soal dan jawaban dan dimainkan secara berkelompok dengan jumlah pemain dua sampai empat orang dalam satu kelompok.
KarDo PKn dibuat dari barang bekas mainan anak-anak berupa gambar-gambar kartun semisal power ranger dan kalender bekas yang ditempelkan soal dan jawaban kemudian diisolasi sebagai penguat. Model pembelajaran dalam bentuk Media KarDo PKn diaplikasikan dengan cara diawali dengan pembentukan kelompok dengan anggota maksimal empat orang.
Satu di antara keempat anggota ini bertindak sebagai ketua kelompok yang bertugas untuk membagi kartu kepada teman yang lain. Kemudian masing-masing anggota kelompok secara bergantian memasang kartu tersebut sesuai jawaban pada kartu yang pertama. Model pembelajaran dengan berbantuan KarDo PKn juga bisa dikatakan sebagai model pembelajaran yang lebih memusatkan kegiatan belajar pada peserta didik dan lingkungannya. (*)