Bentuk Karakter Pemimpin Kuat

Tokoh PII sekaligus Politikus Senior Abdul Hakam Naza
Tokoh PII sekaligus Politikus Senior Abdul Hakam Naza. (UFAN FAUDHIL/JOGLO JATENG)

PEMALANG, Joglo Jateng – Sebagai landasan atau bekal untuk menjadi seorang pemimpin ataupun sosok yang bisa menjadi tokoh di masyarakat, organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) Jawa Tengah laksanakan program Latihan Kepemimpinan Pelajar (LKP) di SMK Satya Praja 1 Petarukan, Sabtu (1/7). Acara tersebut dihadiri oleh salah satu tokoh bangsa yaitu Abdul Hakam Naza, yang berpesan agar seluruh peserta bisa memanfaatkan momentum ini dengan sebaik-baiknya hingga mampu terbentuk karakter pemimpin terbaik bangsa dari PII.

Abdul Hakam Naza yang merupakan mantan politikus Partai Amanah Nasional (PAN) dan pernah menjabat sebagai DPRD RI pada 2009-2014 itu hadir secara pribadi dalam rangka membimbing serta membuka acara LKP PII di SMK Satya Praja 1 Petarukan, Kabupaten Pemalang. Ia mengatakan bahwa pengaderan dalam setiap organisasi merupakan kunci untuk membentuk kualitas pribadi pelajar yang nantinya menjadi pemimpin di masyarakat.

“Kegiatan pengaderan seperti ini jadi salah satu kunci kesuksesan suatu bangsa, karena masyarakat bahkan bangsa yang mampu membangun lingkungan mereka merupakan masyarakat yang memiliki jiwa kader. Kader itu orang yang nanti jadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan lingkungannya jadi hal ini perlu di pupuk kepada anak muda terutama pelajar,” ujarnya.

Pria yang dahulu pernah menjadi Ketua Umum PB PII  periode 1995-1998 itu melihat kegiatan seperti ini sangat penting ditempa kepada anak-anak di usia SMP hingga SMA/SMK. Terutama setelah pandemi Covid-19, banyak kegiatan masyarakat terbelenggu akhirnya sekarang bisa kembali bangkit, dan PII harus mampu hadir di dalamnya untuk membantu pembangunan daerah untuk bangsa Indonesia.

Dalam kegiatan ini, para pelajar bisa saling bertukar pengetahuan, pemikiran, dan ide untuk mengubah menempa mental mereka atau attitude change. Yang sebelumnya terbatasi oleh pandemi saat ini mereka dapat bertemu secara langsung, berinteraksi satu dengan lainnya sehingga tercipta kedekatan emosional.

“Kita tahu kemarin pandemi benar-benar membelenggu seluruh kegiatan, bahkan untuk berorganisasi mereka harus melakukannya secara online tidak bertemu. Dan setelah ini merupakan era baik selayaknya kepompong yang berhasil menjadi kupu-kupu, pelajar harus mampu bermetamorfosis untuk menjadi para calon pemimpin dan tokoh bangsa,” jelasnya. (fan/abd)