PATI, Joglo Jateng – Sejumlah formasi kepala sekolah dasar di Kabupaten Pati mengalami kekosongan. Menyikapi hal itu pemerintah setempat memiliki program guru penggerak yang ditujukan untuk mengatasi kekosongan tersebut.
Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro menyampaikan, saat ini di Kabupaten Pati sedang terjadi kekurangan kepala sekolah (Kepsek). Untuk itu pihaknya selalu terjun ke lapangan untuk memberikan pendampingan-pendampingan guna terus memberikan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar.
“Kita yang berada di Disdik, baik kabupaten, provinsi maupun pusat, sama-sama terjun ke lapangan. Hal itu dalam rangka untuk senantiasa meningkatkan proses belajar mengajar yang ada di Kabupaten Pati,” terang Henggar.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati Paryanto mengatakan, hingga Mei 2023 terdapat 55 kursi kepala sekolah negeri yang kosong. Dirinya berharap dengan lulusnya guru penggerak tersebut dapat mengisi kekurangan yang ada.
“Kami akan coba prioritaskan untuk guru penggerak yang sudah lulus atau calon guru penggerak untuk ditempatkan sebagai kepala sekolah”, kata Paryanto
Sementara itu, Direktur Guru PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) Santi Ambarrukmi berharap kelulusan guru penggerak angkatan ke-5 ini dapat mengisi kekosongan kursi kepala sekolah. Sebab, tujuan awal program tersebut dibentuk untuk hal itu.
Santi Ambarrukmi menambahkan, peran guru penggerak sebagai kepala sekolah akan sangat vital. Karena mereka sebagai agen perubahan untuk menyongsong pelaksanaan kurikulum merdeka belajar ini.
“Guru penggerak di Kabupaten Pati menjadi penting untuk transformasi pendidikan yang serba cepat ini. Sehingga perlu ada orang orang yang melihat untuk jangka panjang ke depan terkait pendidikan,” pungkasnya. (hms/fat)