Bedah Gagasan Ranah Pembelajaran IPAS dengan STS untuk Siswa SD

Oleh: M Ristiti Dian Anggraeni, S.Pd.
Guru SDN 01 Karangtengah, Kec. Ampelgading, Kab. Pemalang

PENDIDIKAN  saat  ini  menuntut  siswa  untuk  selalu  aktif, kreatif,  dan  inovatif  dalam menanggapi   mata   pelajaran. Untuk menyampaikan pelajaran dengan efektif, guru perlu   mengenal   berbagai   jenis   model   pembelajaran. Sehingga   dapat   memilih   model pembelajaran manakah yang paling tepat untuk suatu bidang pengajaran.

Metode  pembelajaran  yang  dipakai  guru  sangat  mempengaruhi  metode  belajar  yang dipakai oleh pelajar. Salah  satu  upaya  untuk  menciptakan  kondisi  pembelajaran  tersebut  yaitu  dengan pemilihan bentuk pembelajaran yang tepat dan menarik.

Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua hal penting. Karena guru pada hakikatnya berperan sebagai pengarah dan pembimbing siswanya untuk menemukan minat dan bakat yang dimiliki.

Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeja menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Guru diharapakan lebih kreatif dalam kegiatan pembelajaran agar pada kegiatan pembelajaran siswa menjadi lebih akif dalam penyampaian informasi.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk dapat menemukan atau mencari informasi sendiri. Guru hanyalah seorang fasilisator yang bertugas untuk memfasilitasi dan membimbing siswa dalam mecari dan menemukan suatu informasi di dalam proses  pembelajaran.

Salah  satu  model  yang  sesuai  untuk  memenuhi  tujuan  dari  kurikulum  2013 dan Kurikulum Merdeka  ini adalah model pembelajaran science technology and society (STS). Yakni gabungan dari tiga konsep yang berkembang dalam kehidupan manusia dewasa saat ini.

Dengan alasan berbagai hal, ketiga konsep ini dijadikan sebuah model dalam proses pembelajaran. Secara logika, keterkaitan antara ketiga konsep tersebut adalah sebagai berikut. Sains dipelajari didorong oleh keingintahuan manusia terhadap suatu fenomena alam atau kehidupan melalui proses kelimuan menghasilkan alat yang disebut dengan teknologi. Teknologi diciptakan manusia untuk mefasilitasi kebutuhan manusia.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Teknologi sebagai produk keilmuan yang berbentuk alat, digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan masyarakat. Namun ketika teknologi itu sendiri ada, maka muncul persoalan baru yang menuntut masyarakat sebagai pengguna untuk mengetahui pengetahuan.

Sains atau ilmu dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari kata science dalam bahasa Inggris, atau scire dalam bahasa Latin yang artinya mengetahui. Pendidikan sains dan sosial (IPAS) di sekolah dasar perlu diperbaiki dan diarahkan menuju penciptaan siswa yang memiliki literasi sains dan teknologi.

Tujuan pendidikan IPAS di sekolah tidak semata-mata menyiapkan peserta didik untuk mempelajari materi sains dan sosial. Tetapi lebih daripada itu membentuk individu siswa yang memiliki literasi sains dan teknologi serta kepekaan sosial.

Siswa yang memiliki literasi sains dan teknologi adalah siswa yang memiliki pengetahuan dasar yang cukup tentang fakta, konsep, prinsip, dan teori sains serta kemampuan mengaplikasikannya. Kemudian mampu mengambil keputusan berdasarkan konsep, prinsip dan teori-teori ilmiah, memilih teknologi, serta mengantisipasi sejak dini dampak negatifnya.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran STS adalah suatu pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengetahui, dimana ilmu (sains) dapat menghasilkan teknologi untuk perbaikan lingkungan sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Lalu bagaimana situasi sosial atau isu yang berkembang di masyarakat mengenai lingkungan dan teknologi mempengaruhi perkembangan sains dan teknologi yang memberikan sumbangan terbaru bagi ilmu pengetahuan.

Pendekatan STS dilandasi oleh tiga hal penting yaitu pertama, adanya keterkaitan antara sains, teknologi, dan masyarakat. Kedua, proses pembelajaran menganut pandangan konstruktivisme, yang menggambarkan bahwa siswa membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan. Ketiga, dalam pengajarannya terkandung lima ranah, yang terdiri atas pengetahuan, sikap, prosesranah kreativitas, dan ranah hubungan dan aplikasi. (*)