Mengemas Kantin Sehat Karakter Siswa Kuat Sekolah Bermartabat

Oleh: Tri Dedy Widiyanto, S.Pd
Kepala SD 2 Garung Lor, Kec. Kaliwungu, Kab. Kudus

Tujuan pendidikan nasional adalah menjadikan peserta didik manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri. Sehingga menjadi warga negara yang memiliki sikap demokratis serta bertanggung jawab. Peran tersebut dinahkodai oleh lembaga pendidikan yang disebut sekolah.

Kepala sekolah dan Guru mempunyai peran penting dalam membentuk dasar-dasar masa depan. Yakni membangun manusia seutuhnya manusia yang beriman, bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, disiplin, percaya diri, bermoral, bertanggungjawab dan memiliki nurani kebangsaan yang kuat.

Hasil pengamatan di SD 2 Garung Lor menunjukan beberapa temuan yaitu pertama, kepedulian lingkungan sekolah masih rendah. Kedua, pada saat program membaca riang, terlihat minat baca siswa kurang dan sikap dan prilaku terhadap guru yang kurang sopan,

Ketiga, peserta didik dan guru selalu kehilangan di kelas. Keempat, peserta didik tidak berani tampil didepan teman teman. Kelima, masih terlihat sebagian peserta didik yang membuang sampah sembarangan. Keenam, masih terdapat peserta didik tidak mengerjakan tugas. Berdasarkan beberapa temuan masalah yang berhasil diidentifikasi tersebut, penulis tergerak untuk membuat karya/inovasi baru melalui program kegiatan yang kreatif yang dapat membangun karakter dan Literasi peserta didik. Yaitu Mengemas Kantin Sehat Karakter Siswa Kuat Sekolah Bermartabat Gerakan (KSKSSB).

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Pelaksanaan Gerakan KSKSSB di SD 2 Garung Lor berjalan sukses dengan dukungan bersama dari warga sekolah. Gerakan ini sangat diharapkan memberikan manfaat. Secara teoretis diharapkan best practice gerakan Kantin Kelas Berbasis Karakter menjadi acuan ilmiah untuk menerapkan pendidikan karakter di sekolah.

Sedangkan secara praktis best practice ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan profesionalitas guru. Kemudian menjadi tindakan riil kepala sekolah dalam memecahkan masalah tentang pelaksanaan nilai-nilai karkater di sekolah;

Gerakan KSKSSB adalah kegiatan yang menyediakan keperluan mendesak peserta didik berupa alat tulis menulis, minuman dan makanan kecil. Gerakan KSKSSB tidak ada yang berlaku sebagai penjual dan tidak dijaga maupun diawasi. Alat tulis menulis dan minuman atau makanan diletakkan pada rak yang sudah disediakan di kelas masing-masing. Selain itu juga tersersedia kotak uang serta buku jujur dan polpen jujur, kotak uang berguna untuk meletakkan pembayaran dari peserta didik yang membutuhkan alat tulis, minuman atau makanan.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Kondisi awal karakter peserta didik di SD 2 Garung Lor masih perlu dioptimalkan seperti karakter berani, jujur, berilmu, tanggung jawab, dan lain-lainnya masih belum berkembang dengan baik. Selain itu peserta didik belum terbiasa dengan literasi sehingga pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik masih rendah.

Hasil yang diperoleh dan manfaat yang dirasakan oleh warga sekolah dalam pelaksanaan Gerakan KSKSSB di antaranya sebagai berikut. Pertama, membantu ketersedian setiap keperluan peserta didik. Kedua, melatih peserta didik berprilaku jujur, melatih untuk taat dan patuh terhadap norma, tata tertib dan ketentuan yang berlaku baik di sekolah maupun di masyarakat.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Ketiga, membantu peserta didik dalam belajar mengelola keuangan kelas. Keempat, pembantu guru menanamkan karakter peserta didik dan membantu dalam proses pembelajaran. Kelima, peserta didik terlatih untuk jujur dan bertanggungjawab dalam setiap tindakan.

Keenam, peserta didik semakin termotivasi keberaniannya seperti menjadi imam dalam sholat dhuha. Ketujuh, peserta didik semakin hebat dalam berinteraksi dengan stakeholder sehingga berhasil meraih predikat sekolah sehat. Kedelapan, peserta semakin kreatif dalam mengelola wirausaha.

Kesembilan, menghasilkan peserta didik yang tidak lagi bermasalah karena kontrol yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah dengan pihak orang tua peserta didik. Kesepuluh, melatih guru dan peserta didik berwirausaha. (*)