Tingkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Modelling The Way

Oleh: Agus Dwiono, S.Pd.SD
Guru SDN 1 Surokonto Wetan, Kecamatan Pageruyung, Kendal

PROSES belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Guru merupakan personel yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia, dituntut untuk terus mengikuti berkembangan konsep-konsep baru dalam dunia pengajaran. Tugas dan peranan guru antara lain menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Tugas guru dalam proses belajar mengajar meliputi tugas pedagogis dan tugas administrasi. Tugas pedagogis adalah tugas membantu, membimbing dan memimpin.

Tidak dapat dimungkiri bahwa lancarnya atau tidaknya suatu kegiatan bergantung pada perencanaan yang dibuat sebelumnya. Jika perencanaan yang dibuat benar-benar matang maka kegiatan pun biasanya akan berjalan dengan lancar. Begitu pula dengan kegiatan pembelajaran. Hal ini menyebabkan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting, khususnya bagi perkembangan intelektual peserta didik. Dengan demikian diperlukan perencanaan yang baik agar saat pembelajaran berlangsung dapat membuat peserta didik lebih antusias dalam mengembangkan rasa ingin tahunya untuk memperoleh dan mencapai kompetensi tertentu.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar hingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Belajar memang bukan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi pada anak didik, tapi belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan dari pelajar itu sendiri.

Kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia SDN 1 Surokonto Wetan Kecamatan Pageruyung Kendal dengan rendahnya hasil belajar pada siswa disebabkan oleh strategi yang dipergunakan guru dalam mengajar tidak sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan guru selalu ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas, siswa tidak dilatih untuk menemukan sendiri dan memecahkan masalah dalam belajar. Siswa hanya ditugaskan mengerjakan soal-soal yang ada di buku pelajaran yang digunakan siswa. Sehingga siswa tidak termovivasi untuk belajar. Hal tersebut juga disebabkan karena masih ada siswa yang mengantuk saat belajar dikelas. Seorang guru diharapkan mempunyai keterampilan dalam memilih metode yang tepat dalam menyajikan pelajaran.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Adapun salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa adalah dengan penerapan adalah Modelling The Way. Dengan model ini diharapkan siswa dapat mengamati dan merasakan atau menirukan prilaku yang muncul atau ditampilkan dalam contoh-contoh tersebut yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa. Diharapkan dengan penerapan model pembelajaran Modelling The Way ini dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Modelling The Way merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Siswa merasa kurang tertarik dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat diatasi dengan kemampuan seorang guru mempunyai keterampilan dalam memilih metode yang tepat dalam menyajikan pelajaran.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Langkah-langkah motode pembelajaran active learning tipe Modelling The Way adalah pertama, dengan mengikuti aktivitas belajar topik yang diberikan, identifikasilah beberapa situasi umum di mana siswa mungkin diminta untuk menggunakan kecakapan yang baru saja didiskusikan. Kedua, kelompokkan siswa menjadi sub-kelompok sesuai dengan jumlah keperluan peserta untuk mendemonstrasikan skenario yang diberikan. Dalam banyak hal, dua atau tiga orang diminta.

Ketiga, berilah sub-kelompok 10-15 menit untuk membuat skenario khusus yang menggambarkan situasi umum. Keempat, sub-sub kelompok juga akan menentukan bagaimana mereka akan mendemonstrasikan kecakapan kepada sekolah. Berilah mereka 5-7 menit untuk berlatih. Dan kelima, setiap sub-kelompok akan mendapat giliran menyampaikan demontrasi untuk kelas lain. Berilah kesempatan untuk feedbacksetelah setiap demonstrasi.baik bila digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu. (*)