Pati  

PP Fatayat NU Kuatkan Pendampingan pada Perempuan dan Anak

Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU, Farida Farichah
PAPARAN: Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU, Farida Farichah saat menghadiri acara peringatan hari lahir Fatayat NU ke 73 di Pendopo Pati, Minggu (9/7/23). (LUTHFI MAJID/JOGLO JATENG)

PATI, Joglo Jateng – Pimpinan Pusat (PP) Fatayat Nadhlatul Ulama (NU) terus memperkuat barisan di akar rumput. Penguatan ini dimaksudkan untuk menjalankan program-program yang ada. Seperti salah satunya dengan memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak.

Hal demikian disampaikan oleh Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU, Farida Farichah dalam momentum peringatan hari lahir ke 73, Pemimpin Cabang (PC) Fatayat di Kabupaten Pati. Menurutnya, kader Fatayat memiliki peran penting dalam mengatasi masalah di lingkungan masyarakat.

“Selain menjadi organisasi kuat, juga harus benar-benar bermanfaat. Apalagi di Pati belakangan ini ada beberapa kasus terkait dengan perempuan dan anak yang mencuat dan menjadi isu nasional. Seperti anak yang dibunuh oleh ayahnya. Kemudian istrinya dibunuh oleh suaminya sendiri. Ini harus mendapatkan perhatian serius dari Fatayat sebagai perempuan muda,” ungkap Farida, Minggu (9/7/23).

Dalam upaya menekan hal itu, pengurus Fatayat yang bersentuhan langsung dengan masyakarat diharapkan mampu menjadi teladan. Sehingga program-program yang dimiliki dapat berjalan dan memberikan manfaat.

“Fatayat harus menjadi tempat ternyaman bagi mereka untuk bercerita. Karena kepanjangan sayap Fatayat di seluruh desa secara struktur sangat memenuhi syarat. Sehingga bisa menjadi tempat ternyaman bagi perempuan-perempuan yang mengalami KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) ataupun masalah lainnya,” tuturnya.

Dalam menjalankan progam yang ada, Farida menyebutkan bahwa para kader Fatayat dituntut memiliki kualitas dan juga kepekaan sosial. Sehingga bisa melakukan advokasi ataupun memberikan pendampingan ke masyarakat yang menjadi korban kekerasan.

“PC Fatayat juga harus membekali kader-kadernya terkait sensitivitas. Jadi kalau kader fatayat di manapun berada, tanpa mengenal ras, agama, tanpa mengenal latarbelakang, yang memiliki masalah harapannya mereka bisa ikut mengadvokasi,” imbuhnya.

Selain persoalan kekerasan pada perempuan maupun anak, di Kabupaten Pati juga memiliki masalah terkait pengentasan stunting. Menurutnya, kasus tersebut juga membutuh keterlibatan dari Fatayat.

“Progam seperti membekali calon pengantin tentang pengetahuan kehamilan dan sebagainya, saya kira ini bisa dilakukan oleh Fatayat. Bagi kadernya di internal, maupun di masyarakat secara umum. Saya yakin di Pati punya Jam’iyyah yang isinya masyarakat yang punya andil untuk memberikan edukasi terkait pencegahan stunting,” tandasnya. (lut/fat)