Oleh: Dra. Lilik Eko Pudjinastuti, M.Si
Guru SMA Negeri 2 Mranggen, Kab. Demak
SALAH satu kompetensi dasar dalam mata pelajaran sejarah kelas XI IPS pada kurikulum 2013 adalah tentang Paham-paham Besar Dunia. Seperti liberalisme, komunisme, demokrasi, nasionalisme, sosialisme, serta pan islamisme. Materi tersebut dirasa tidak menarik, sehingga pembelajaran sejarah yang berlangsung di kelas menjadi terasa membosankan bagi sebagian besar peserta didik.
Salah satu model pembelajaran yang dinilai dapat meningkatkan semangat dan antusiasme peserta didik adalah scramble. Menurut Sohimin (2016), scramble adalah model pembelajaran yang mengajak siswa menemukan jawaban dan menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara membagikan lembar soal atau lembar jawaban yang tersedia.
Sedangkan menurut Komalasari (2013), scramble adalah model pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan secara kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf yang disusun secara acak. Sehingga membentuk suatu jawaban yang tepat dan benar. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan serta ketepatan berpikir siswa.
Pada pembelajaran sejarah di kelas XI IPS ini penulis menggunakan model scramble paragraf. Hasil susunan wacana atau paragraf hendaknya logis dan bermakna. Contoh: a) Paham-paham besar yang berkembang di Eropa antara lain nasionalisme, liberalisme, demokrasi, sosialisme, kapitalisme, dan imperialisme, b) Lahirnya Renaisance yang berlangsung di Eropa sekitar abad ke 16 telah mengubah pikiran manusia yang selama ini terkungkung oleh dominasi para bangsawan dan agamawan,
c) Paham-paham besar dunia pada awalnya lahir dan berkembang di Eropa dan Amerika kemudian menjalar ke Asia dan Afrika sampailah kemudian di Indonesia. d) Perkembangan paham-paham di Indonesia kemudian menginspirasi perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi kolonialisme dan imperialisme, sehingga melahirkan perjuangan bangsa Indonesia melalui organisasi-oganisasi politik.
Empat kalimat diatas disusun menjadi satu paragraf yang benar. Yaitu: Lahirnya Renaisance yang berlangsung di Eropa sekitar abad ke 16 telah mengubah pikiran manusia yang selama ini terkungkung oleh dominasi para bangsawan dan agamawan. Paham-paham besar dunia pada awalnya lahir dan berkembang di Eropa dan Amerika kemudian menjalar ke Asia dan Afrika sampailah kemudian di Indonesia. Paham-paham besar yang berkembang di Eropa antara lain nasionalisme, liberalism, demokrasi, sosialisme, kapitalisme, dan imperialisme. Perkembangan paham-paham di Indonesia kemudian menginspirasi perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi kolonialisme dan imperialisme, sehingga melahirkan perjuangan bangsa Indonesia melalui organisasi-oganisasi politik.
Menurut Sohimin (2016), sintaks atau tahapan model pembelajaran scramble adalah sebagai berikut: a) Persiapan. Penulis membagi kelas dalam kelompok dan menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban, yang sebelumnya telah diacak susunannya. Setelah itu menyiapkan kartu-kartu sebanyak kelompok yang telah dibagi dan berdasarkan jumlah siswa dalam kelompok, serta mengatur mengatur tempat duduk sesuai kelompok yang telah dibagi.
b) Inti. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok, dimana sebelumnya jawaban telah diacak. Diskusi kelompok besar kemudian dilakukan, untuk menganalisis dan mendengar pertanggungjawaban dari setiap kelompok kecil atas hasil kerja yang telah disepakati dalam masing-masing kelompok. Kemudian membandingkan dan mengkaji jawaban yang tepat dan logis.
c) Tindak lanjut. Contoh kegiatan tindak lanjut antara lain: 1) Kegiatan pengayaan berupa pemberian tugas serupa dengan bahan yang berbeda. 2) Kegiatan menyempurnakan susunan teks asli, jika terdapat susunan yang tidak memperlihatkan kelogisan.
Penerapan pembelajaran model scramble membuat peserta didik tidak cepat bosan, aktif, bersemangat, lebih senang dalam mengikuti pembelajaran. Penulis menyarankan agar pembelajaran model scramble dapat menjadi alternatif bagi pendidik dalam melaksanakan pembelajaran sejarah maupun mata pelajaran lain, karena lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. (*)