Menumbuhkan Kebhinnekaan Global dalam Perilaku Siswa Sehari-hari

Oleh: Fatimah, S.Pd.SD.
Guru SD 3 Peganjaran, Kec. Bae, Kab. Kudus

TUJUAN pendidikan nasional ditulis dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2 yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Arti pendidikan sendiri menurut Ki Hajar Dewantara adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup. yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakat.

Arti pendidikan juga tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan di Indonesia telah banyak dari zaman ke zaman. Salah satunya yaitu Kurikulum Merdeka yang menjadi salah satu upaya menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi pelajar maupun guru.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Di dalam Kurikulum Merdeka, siswa tidak hanya dibentuk menjadi cerdas. Namun juga berkarakter yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila atau yang disebut sebagai wujud Profil Pelajar Pancasila.

Setiap kunci dalam Profil Pelajar Pancasila memiliki perannya masing-masing dalam membentuk karakter baik pemuda maupun pelajar bangsa. Seperti dalam kata kunci ke-2 yaitu “berkebinekaan global” yang mengandung pesan bahwa para anak bangsa harus bersemangat mempertahankan budaya asli, lokalitas dan identitas Indonesia. Tetapi tetap terbuka dengan budaya lainnya sebagai bentuk menghargai dan pengenalan positif terhadap budaya tersebut.

Kunci mengembangkan kebinekaan global yang pertama adalah dengan mengenal dan menghargai budaya.  Hal ini diawali dengan menggali lebih dalam dan meningkatkan minat kepada budaya bangsa Indonesia terlebih dahulu sebagai pijakan kuat untuk tidak mudah terbawa arus budaya luar. Selanjutnya, melestarikan juga mencintai budaya dan tradisi bangsa agar tetap terjaga jati diri maupun keberadaannya hingga bisa bersanding di kancah internasional.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Pelajar Pancasila merupakan perwujudan dari pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat. Dengan diberlakukannya Kurikulum Merdeka ini, pemerintah Indonesia berharap pelajar Indonesia tidak hanya cerdas. Namun juga memiliki karakter sebagaimana profil Pelajar Pancasila. Selain berkebinekaan tunggal, seorang Pelajar Pancasila juga mempunyai ciri lain.  Yaitu mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong serta beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.

Salah satu dimensi Profil Pelajar Pancasila adalah berkebhinekaan global. Dalam dimensi ini terdapat tiga elemen utama. Yaitu mengenal dan menghargai budaya, Memiliki kemampuan untuk komunikasi dan berinteraksi dengan budaya lain, serta melakukan refleksi terhadap pengalaman kebhinnekaan.

Penerapan dimensi tersebut dalam dilakukan dalam beberapa kegiatan yang sehari-hari bisa dilakukan di sekitar kita. Seperti misalnya tidak membeda-bedakan teman di sekolah karena agama, suku, ras, budaya, dan sebagainya. Bersikap toleran, tidak mengganggu ibadah orang lain, menjunjung tinggi kebudayaan lokal, menghargai perbedaan pendapat. Kemudian melakukan pameran budaya dari berbagai suku yang ada meskipun bukan berasal dari suku tersbeut dengan tujuan untuk melestarikannya.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Selain itu mengikuti pekan budaya, memfilter kebudayaan atau pengaruh asing yang masuk ke Indonesia agar tidak bertentangan dengan budaya dan identitas bangsa Indonesia. Lalu belajar bahasa asing untuk menambah wawasan, dan mengikuti kegiatan pertukaran pelajar.

Intinya adalah seorang pelajar yang mempunyai karakter berkebhinekaan global tetap bisa mengikuti perkembangan dunia secara global. Namun tidak menghapus identitas dirinya sendiri sebagai bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pelajar Pancasila akan tetap menghargai dan menjunjung tinggi budayanya namun tidak menutup diri dari perkembangan global. (*)