PATI, Joglo Jateng – Tim penilaian lomba Komunitas Peduli Sungai (KPS) Provinsi Jawa Tengah mulai melakukan penilaian. Mereka mendatangi sekretariat Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) di Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana, Kamis (13/7/23).
Tim penilaian lomba KSP tiba di Sekretariat Jampisawan sekitar pukul 10.00. Mereka terdiri dari akademisi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang. Kemudian ada dari praktisi, pemerintah dan komunitas.
Tim penilaian, Agus Gunawan Wibisono mengatakan, ada dua tahapan penilaian lomba KPS yang dilakukan. Sesi pertama yakni penilaian lapangan dan kemudian dilanjutkan presentasi dari KPS peserta lomba.
“Ada dua tahapan penilaian. Yang pertama kita datang ke sekretariat untuk melihat aktivitas dan kekuatan internal organisasi. Kemudian kegiatan organisasinya serta dampak dari kegiatan organisasi,” kata dia, Kamis (13/7/23).
Dirinya menilai kinerja Jampisawan sebagai KPS sudah nyata. Dari mulai kerja advokasi untuk hingga kampanye lingkungan untuk pelestarian Sungai Juwana.
“Kita lihat Jampisawan cukup lengkap dan konperensif. Aktivitas ada penelitian, ada pengorganisasian kepada masyarakatnya, ada advokasinya untuk upaya perbaikan-perbaikan,” ungkap dia.
Selain melihat sekertariat Jampisawan, tim penilain juga melihat kondisi Sungai Juwana secara langsung. Mereka didampingi Jampisawan dan pihak pemerintah daerah menyusuri sungai dengan menaiki perahu.
Adapun tahapan presentasi akan digelar di kantor Pusdataru Jateng pada 26 Juli mendatang. Sekaligus tim penilaian akan menentukan pemenang lomba KPS.
“Secara keseluruhan sudah baik. Tapi ada beberapa yang perlu diperbaiki. Minggu depan kita ke Kebumen, Batang, setelah itu teman-teman kita undang presentasi di Semarang. Setelah itu diputuskan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pati, Tulus Budiharjo mengatakan Jampisawan bukanlah komunitas yang baru lahir. Tulus mengakui kiprah komunitas itu sudah jelas sehingga tidak perlu diranggukan lagi.
“Jampisawan ini bagus karena sudah terpilih di wilayah kerja BBWS di sini. Kita berharap bisa menang. Karena kriteria yang disampaikan tadi sudah lengkap. Ada aktivitas sosial, kemudian ada pengolahan enceng gondok, dan juga advokasi. Administrasi Jampisawan juga terdata,” kata Tulus.
Ketua Jampisawan Sunhadi mengungkapkan bahwa kerja keras organisasinya selama ini menjadi bekal optimis bersaing dalam kompetisi ini. Meskipun demikian, tetap menjaga kelestarian Sungai Juwana masih menjadi tanggung jawab bersama untuk dilakukan.
“Nilai berapapun yang penting terbaik pelestarian Sungai Juwana. Yang menjadi fokus Jampisawan sendiri adalah advokasi, dan pengolahan Enceng gondok untuk menjadi pupuk organik” terang Sunhadi.
Sebagai tambahan informasi, Jampisawan menjadi satu-satunya komunitas dari Kabupaten Pati yang mengikuti perlombaan itu. Organisasi yang dikenal konsen terhadap isu lingkungan itu bersaing dengan enam komunitas dari daerah lain. (lut/fat)