Oleh: Masbakhah, S.Pd.SD
Guru SD 4 Payaman, Kec. Mejobo, Kab. Kudus
MENULIS merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa. Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam menulis. Artinya, siswa masih mengalami kesulitan dalam menuangkan hasil pikirannya dalam bentuk tulisan.
Adapun faktor-faktor kesulitan siswa dalam menulis di antaranya yaitu: 1) Kurangnya pengetahuan tentang bahasa baku. 2) Kurangnya minat dalam membaca yang mengakibatkan rendahnya kosakata siswa. 3) Kurangnya pengetahuan siswsa dalam penggunaan tanda baca.
Menulis mempunyai banyak manfaat. Yaitu dapat meningkatkan kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, pertumbuhan keberanian, serta pendorong kemampuan mengumpulkan informasi. Kegiatan menulis berkaitan erat dengan pengembangan ide atau gagasan dan berbagai peristiwa atau kejadian.
Namun, siswa masih kesulitan menuangkan ide atau gagasan mereka ke dalam bentuk tulisan. Terlihat juga siswa kesulitan dalam pemilihan kata saat menulis. Kalimat yang ditulis siswa juga belum sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.
Maka diperlukan kegiatan menulis yang memperkecil kesulitan siswa menuangkan ide karena beberapa aturan yang harus dipatuhi. Diperlukan pemberdayaan majalah dinding di sekolah sebagai wujud memberikan ruang lingkup siswa untuk belajar menulis kreatif.
Majalah dinding merupakan salah satu wujud keterampilan menulis. Majalah dinding merupakan salah satu bentuk majalah sekolah yang paling sederhana dengan biaya yang murah. Sehingga lebih mungkin dilaksanakan dimana saja. Dalam hal ini majalah dinding bukanlah hal yang baru dan asing dalam dunia persekolahan.
Majalah dinding memiliki peran yang cukup tinggi dalam upaya pembinaan dan pembentukan siswa. Baik dalam aspek pengetahuan, kemampuan, keterampilan, bakat, minat, maupun sikap.
Majalah dinding merupakan media yang sering dijumpai sekolah. Majalah dinding merupakan bagian kegiatan yang bersifat internal (Suryosubroto 1998:43). Menurut Nursisto (1999:1), majalah dinding (mading) adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis yang paling sederhana.
Menurut Suharsimi Arikunto dalam artikelnya, majalah dinding adalah sebuah kumpulan tulisan yang ditempel di sebuah papan. Tulisan ini ditempel di dinding kelas atau papan pengumuman di sekolah. Isinya hal-hal yang terkait dengan kepentingan pembelajaran siswa.
Tulisan yang termuat dalam majalah dinding dibuat oleh siswa sendiri, dibawah bimbingan guru. Dengan demikian, majalah dinding mempunyai nilai edukatif yang tinggi bagi siswa, karena mereka mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan gagasan atau ide.
Menurut Kanis Barung (1998:26) dalam Dasar-Dasar Penerbitan Majalah Sekolah, fungsi majalah dinding adalah sebagai berikut: 1) Sebagai sarana komunikasi dan penyampaian informasi. 2) Sebagai media hiburan yang murah dan sederhana, meskipun sifat dan isinya tidak harus murahan dan sederhana. 3) Sebagai sarana untuk menjalin tali persaudaraan dan kekeluargaan di antara sesama anggota komunitas tertentu. 4) Sebagai ajang pengembangan kreativitas.
Menurut Nursisto (1999:50), secara prinsip isi majalah dinding dibagi menjadi tiga bagian pokok, yaitu sebagai berikut: 1) Informasi, yaitu semua tulisan yang berisi pemberitaan. Dengan informasi, pembaca mendapatkan tambahan pengetahuan. 2) Opini yaitu pendapat. Berbeda dengan informasi yang sumbernya sebagian besar berasal dari kejadian-kejadian yang berlangsung, opini atau pendapat lebih banyak bersumber dari pendapat seseorang. Jenis-jenisnya antara lain tajuk, pojok, karikatur, artikel, dan suara pembaca,
(3) Rekreasi atau hiburan. Rekreasi secara garis besar sama dengan hiburan, yaitu tulisan, lukisan, atau bentuk lain yang fungsinya menimbulkan kesegaran dalam hati dan pikiran pembacanya. Tulisan yang tergolong rekreasi atau hiburan antara lain komik, teka-teki silang, kata-kata mutiara, puisi, cerpen, vignette, foto-foto kegiatan, anekdot, dan lain-lain.
Jadi mari kita memotivasi siswa untuk kreatif menulis dengan media majalah dinding di sekolah. (*)