MENEMPUH dua pendidikan sekaligus tidaklah mudah. Tapi tidak bagi Laila Izatir Rohmah. Meski menjadi bersatatus sebagai mahasiswa sekaligus santri di pondok pesantren, dia merasa enjoy menikmati kedua perannya.
Dua peran itu tidak hanya dijalaninya ketika kuliah. Laila telah menempuh pendidikan formal beserta belajar ilmu agama di pesantren sejak duduk di bangku kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Awal pertama kali mondok itu sudah dari kelas 2 SMP. Habis itu lanjut di SMK hingga kini masih mendalami ilmu agama di pondok pesantren meskipun telah di ujung masa perkuliahan,” ucapnya, Kamis (20/7/23).
Anjuran kedua orangtua lah yang menghantarkan dirinya menjalani proses belajar dua hal yang berbeda tersebut. Tak hanya itu, faktor biaya pun juga menjadi pertimbangan kala memutuskan untuk belajar ilmu agama di ponpes.
“Soalnya, di pondok banyak nilai plus yang dapat saya ambil. Seperti, menambah pengetahuan agama melalui belajar Al-Quran, kitab kuning, dan lainnya. Tak hanya itu, saya sering kali ingat quotes yang bilang ‘kalau noto urip itu harus seimbang. Dunianya oke, akhirnya ya harus oke’ itu yang cukup memotivasi saya terlepas anjuran untuk mondok dari orang tua,” tuturnya.
Kuliah sembari belajar di pesantren bukan tanpa kendala. Meskipun begitu, dirinya tetap memaklumi segala tantangan yang terjadi di saat fase menuntut ilmu. Sebab, setiap proses pasti menemui berbagai hambatan.
“Kendala waktu kuliah sambil ngaji di pondok ya bervariatif. Contohnya seperti penggunaan HP dibatasi, jadi kadang ketinggalan info soal kuliah, hingga ujian kuliah dan pondok yang berlangsung secara berbarengan. Tetapi, kendala tersebut tidak menjadi tantangan yang berarti untuk saya terus berjuang menuntut ilmu,” tuturnya.
Dirinya memberikan tips supaya ke dua hal tersebut dapat berjalan bersama tanpa ada yang terseok-seok. Seperti, menentukan skala prioritas. Sebab, ketika memiliki dua tanggung jawab, maka keduanya dilaksanakan secara seimbang.
Laila berharap dapat menimba banyak ilmu dari kedua tempat pendidikan tersebut, serta dapat mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapatkan. Sehingga akan membahagiakan kedua orang tuanya dengan apa yang dimilikinya. (cr3/gih)