Penelitian Pertanian Harus Miliki HaKI dan Dikomersilkan

peserta Seminar dan Lokakarya Nasional PAGI ke-7, di Gedung KH. Ibrahim UMY
SEMINAR: Tampak narasumber tengah berfoto bersama dengan para peserta Seminar dan Lokakarya Nasional PAGI ke-7, di Gedung KH. Ibrahim UMY, Kamis (20/7/23). (HUMAS/JOGLO JOGJA)

BANTUL, Joglo Jogja – Pemberdayaan masyarakat dan kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) dan komersialisasi dari sebuah penelitian merupakan hal penting. Seperti penelitian dan hasil inovasi dalam bidang pertanian.

Hal ini disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya Nasional oleh Perkumpulan Agroteknologi/Agroekoteknologi Indonesia (PAGI) ke-7. Bertempat di Gedung KH. Ibrahim Lantai 5 Ruang Amphiteather E6, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), kegiatan ini dihadiri oleh 168 peserta dari prodi agroteknologi/agroekoteknologi di seluruh Indonesia.

Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi, Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Ajeng Arum Sari menyampaikan, ketika membahas perihal kebutuhan riset pertanian, maka harus berbicara mengenai teknologi menciptakan efisiensi proses produksi dan meningkatkan kualitas dari pangan itu. Serta, poin menyejahterakan petani menjadi perhatian yang perlu diwujudkan.

Baca juga:  UMY Bahas Prospek UMKM di Indonesia dan Malaysia

“Konsep untuk mengomersialisasikan serta kepemilikan HaKI juga harus direalisasikan terhadap penelitian yang dilakukan oleh para periset. Hal ini juga berguna untuk memberi pemasukan dan keberlangsungan dari hasil penelitian, yang bermanfaat bagi para petani. Karena legalitas dari hasil riset dan inovasi terjamin keabsahannya,” ucapnya.

Mengusung tema Hilirisasi Hasil Penelitian Pertanian Untuk Mendukung Kemandirian Bangsa, gelaran tersebut juga menghadirkan Direktur Pabrik Daesang Ingredients Indonesia Ir. H. Suratman. Yang memberikan pesan harus ada kolaborasi antar mahasiswa dan industri.

“Ini untuk mewujudkan hilirisasi penelitian, mahasiswa harus mengusahakan untuk melakukan kolaborasi dengan pihak industri, guna menciptakan penelitian yang tepat sasaran. Selain itu, mampu menjadi jalan untuk melebarkan ilmu pengetahuan dan pengalaman,” tuturnya.

Baca juga:  UMY Bahas Prospek UMKM di Indonesia dan Malaysia

Sedangkan, Rektor UMY, Prof. Gunawan Budiyanto mengharapkan, para peserta harus memanfaatkan forum diskusi tersebut untuk memperbaharui informasi dan ide. Sehingga, selalu mengikuti perkembangan zaman yang terus berubah.

“Untuk merealisasikan tujuan dari seminar dan lokakarya ini, Seminar dan Lokakarya Nasional yang diadakan oleh PAGI menggaet 29 jurnal. Ini dilakukan guna mendukung luaran dari kegiatan ini, yakni publikasi artikel bertaraf internasional,” ujarnya. (sam)