Merubah Sampah Menjadi Alat Bantu Olahraga

Oleh: Gergius Eko Witono, S.Pd.SD
Guru Penjas SDN 2 Gedong, Kec. Patean, Kab. Kendal

SAMPAH merupakan barang-barang yang sudah dimanfaatkan dalam kehidupan manusia untuk keperluan hidup. Sampah dibagi menjadi sampah organik dan non-organik. Sampah organik terdiri dari sampah yang bisa diuraikan seperti sayuran, makanan, dan kertas. Sedangkan sampah non organik merupakan sampah yang tidak bisa terurai seperti plastik.

Sebagai seorang guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PenjasOrkes), saya tidak hanya dituntut untuk mengajar. Namun saya juga harus memiliki kreativitas untuk memanfaatkan apa yang ada di sekitar saya. Kreativitas tersebut saya tuangkan dalam bentuk pembuatan pelampung dari botol plastik untuk berlatih berenang pada anak usia SD.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Botol plastik bekas memiliki nilai ekonomis. Pemanfaatan botol plastik bekas juga dapat mengurangi pencemaran tanah karena sampah plastik yang tidak bisa terurai. Selain itu kita juga dapat menjaga ekosistem dengan memanfaatkan botol plastik bekas menjadi barang yang bernilai dan memiliki daya guna.

Modal yang dibutuhkan dalam pembuatan pelampung ini sangat ekonomis. Saya meminta siswa saya untuk mengumpulkan botol bekas dengan membawanya dari rumah. Setiap siswa membawa dua botol plastik bekas dengan ukuran botol 1 liter.

Setelah botol terkumpul cukup banyak, saya mulai mengajak siswa saya untuk merangkai botol-botol tersebut. Botol-botol plastik bekas tersebut direkatkan menggunakan lem, kemudian disusun menjadi seperti sebuah bantal, layaknya pelampung.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Botol plastik dipilih karena memiliki massa yang ringan sehingga dapat mengapung di air. Tidak berhenti sampai membuat saja, setelah pelampung tersebut jadi, saya mengajak anak-anak untuk berenang dan menggunakan pelampung tersebut sebagai alat bantu.

Hasil yang didapatkan dari pengamatan saya saat pelampung tersebut digunakan yaitu, anak-anak sangat terbantu dengan adanya pelampung tersebut. Khususnya bagi anak-anak yang belum bisa atau belum mahir berenang. Mereka menggunakan pelampung tersebut untuk berlatih dengan cara mengikatkan botol pada lengan anak atau kaki.

Kesimpulan yang saya dapatkan adalah, menjadi guru tidak hanya bisa dan pandai mengajar saja. Namun juga diperlukan kreativitas dalam menciptakan bahan ajar. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, banyak sekali sumber-sumber yang dapat kita gunakan sebagai referensi untuk mendukung kreativitas kita.

Baca juga:  Relevansi Peran Guru PAI Sekolah Dasar di Era Artificial Intelligence

Selain kemajuan teknologi, kita juga bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan barang bekas. Selain bisa menjaga ekosistem lingkungan dari pencemaran plastik, kita juga bisa membuat sesuatu yang bermanfaat dengan biaya ekonomis namun memiliki manfaat yang besar.

Harapan saya, karya yang saya hasilkan ini dapat menjadi referensi bagi teman-teman semua, dan bisa memunculkan inovasi-inovasi baru. Khususnya dalam menciptakan bahan ajar yang ramah lingkungan dan tidak membutuhkan biaya yang banyak. Jadikan lingkunganmu sebagai tempatmu untuk berkembang dan manfaatkan lingkunganmu untuk mendukung kreativitasmu. Salam sehat. (*)