Oleh: Kuwiyah, S.Pd.SD
Guru SD N 02 Limbangan, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang
PEMBELAJARAN matematika di sekolah dasar (SD) pada Kurikulum Merdeka perlu mempertimbangkan paling sedikit dua aspek. Yaitu matematika dan sifatnya, serta tingkat berpikir peserta didik.
Sehubungan dengan sifat matematika yang abstrak, aksiomatis, simbolik, dan deduktif, maka matematika sekolah dasar perlu disusun sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik agar mereka dapat memahaminya. Dengan demikian perlu adanya penyederhanaan dan penyesuaian baik segi materi maupun cara penyajiannya.
Penyajian matematika secara abstrak perlu didahului oleh penyajian wujud matematika yang lebih konkret, yaitu wujud nyata, wujud gambar, dan wujud diagram. Untuk penyajian wujud nyata diperlukan alat peraga.
Dengan alat peraga, hal-hal yang abstrak itu dapat disajikan dalam bentuk model berupa benda konkret yang dapat dilihat dan dimanipulasi. Sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu, setiap pendidik harus mampu merancang, membuat, dan menggunakan alat peraga matematika dalam pembelajaran matematika. Sehingga peserta didik akan lebih mudah dan senang belajar matematika (Annisah, 2014)
Salah satu upaya pengembangan pengetahuan pola pikir peserta didik SD, khususnya di SD Negeri 02 Limbangan kelas IV semester I dalam materi Nilai Tempat, guru menggunakan peraga Kanpastik (kantong plastik dan stik). Kanpastik merupakan peraga yang dibuat menyerupai kantong bilangan, hanya saja bahan yang digunakan berasal dari limbah plastik.
Dibutuhkan sebuah papan atau bisa juga kertas karton untuk menempelkan kantong-kantong yang dibuat. Sedangkan penggunaan stik disini adalah sebagai simbolisasi angka atau bilangan.
Kantong nilai tempat mempunyai beberapa kantong kecil untuk tempat setiap nilai tempat. Misalnya satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya. Banyaknya kantong disesuaikan dengan keperluan.
Sebagai anggota satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya dipergunakan stik es krim atau semacamnya. Misalnya satu angka di kantong yang bernilai tempat puluhan sama dengan sepuluh buah stik. Sedangkan angka lima dalam kantong yang bernilai tempat satuan sama dengan lima biji atau lima buah stik.
Kegiatan pembelajaran bisa dikolaborasikan dengan permainan kelompok agar terlihat lebih menarik. Sebagai langkah awal, guru mulai menjelaskan materi sebagai pengantar yaitu mengenai nilai tempat. Kemudian guru mendemonstrasikan cara kerja peraga Kanpastik.
Setelah itu, guru dapat menunjuk beberapa peserta didik secara bergilir untuk menunjukan nilai tempat suatu lambang bilangan. Dari alat peraga tersebut guru dan peserta didik melakukan tanya jawab mengenai nilai tempat suatu lambang bilangan. Selanjutnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi yang diajarkan.
Tahap selanjutnya guru mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar. Kemudian guru dapat membagikan soal kepada masing-masing kelompok yang sudah dibentuk. Lalu guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk mengerjakan soal tersebut bersama kelompoknya masing-masing.
Setelah itu semua kelompok selesai mengerjakan, guru menyuruh peserta didik untuk tampil di depan kelas agar mempresentasikan hasil kerjanya. Sementara, peserta didik yang lain mendengarkan. Setelah semua kelompok tampil, guru mengkonfirmasi yang di presentasikan masing-masing kelompok. Selanjutnya guru melanjutkan dengan bertanya jawab kepada peserta didik tentang hal-hal yang belum dimengerti dan dipahami oleh peserta didik.
Penggunaan peraga Kanpastik memudahkan guru dalam membangun pengetahuan peserta didik secara konkret. Sehingga pemahaman materi akan terasa lebih mendalam dan kemampuan menentukan nilai tempat bilangan lebih meningkat, cepat, dan tepat.
Dalam proses pembelajaran, peserta didik lebih aktif dan lebih mandiri dengan kepercayaan diri tinggi dalam menyampaikan laporan hasil diskusi yang dilaksanakan. Namun demikian, guru juga diminta untuk mengkondisikan kelas lebih baik, mengingat aktivitas peserta dalam mendemonstrasikan peraga Kanpastik cenderung tidak tertib. (*)