Fajar Dorong Jateng Jadi Pusat Industri Halal 2024

Pembukaan Festival Jawa Tengah Syariah (FAJAR) di Ballroom Hotel Gumaya Semarang
SIMBOLIS: Pembukaan Festival Jawa Tengah Syariah (FAJAR) di Ballroom Hotel Gumaya Semarang, Rabu (2/8/23). (LU'LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah menggelar acara puncak Festival Jawa Tengah Syariah (Fajar), Rabu (2/8/23). Kegiatan bertajuk “Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah yang Inklusif” ini digelar di Ballroom Hotel Gumaya Semarang.

Turut hadir dalam kegiatan, Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra, dan Direktur PT Taman Wisata Candi Mohamad Nur Sodiq, sebagai narasumber dalam dialog sinergis antar pemangku kebijakan dan praktisi pengembangan ekonomi dan syariah.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra mengatakan, tema Fajar 2023 diambil karena sejalan dengan perluasan ekosistem halal value chain yang kini tak hanya terbatas pada sektor makanan. Namun juga berfokus pada sektor pariwisata ramah muslim dan modest fesyen.

“Tema Fajar kita tahun ini adalah pariwisata ramah muslim di Jawa Tengah untuk mendorong petumbuhan ekonomi yang inklusif. Kalau tahun lalu fokusnya ke food atau sektor makanan yang menjadi hulu. Kini kita ke hilirnya dimana banyak umkm yang butuh sertifikasi halal. Kalau hulunya gak halal itu akan menjadi sulit,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Rahmat, pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk mendorong UMKM yang ada di Jateng mendapatkan pendampingan setifikasi halal. Salah satunya dengan mendorong rumah potong hewan (RPH) yang ada di Jateng.

“RPH sertifikat halal tahun ini diperluas lagi kepada RPH yang lain dan rumah potong unggas (RPU) dan kita di-support penuh oleh Pemprov Jateng dan kita lebarkan ke sektor lain ke pariwisata dan fesyen modis halal atau fesyen muslim. Insyaallah dengan ini kita jateng akan siap mendukung pariwisata ramah muslim,” imbuhnya.

Menurutnya, Jateng memiliki peluang yang besar untuk bisa menuju pariwisata ramah muslim. Terlebih dengan banyaknya umkm dan juga tempat wisata yang memadai.

” Insyaallah cukup besar karna jumlah UMKM Jateng kan juga sangat besar dan dominasinya kita sudah lakukan pendampingan kepada sertifikasi halal kepada UMKM-nya. Selain itu di Jateng ada pariwisata kita, TWC (PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko). Meskipun itu wisata candi bukan petilasan muslim, tapi candi Buddha, Hindu. Namun fasilitasnya sangat ramah muslim dan ini menjadi role model bagi pusat-pusat lain seperti hotel maupun restoran,” kata Rahmat.

Sementara Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, Pemprov Jateng mendukung penuh pengembangan pariwisata ramah muslim. Pihaknya sebagai Ketua Harian Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait. Mulai dari kuliner, hotel, dan lainnya untuk turut mendukung program ini.

Ia menyampaikan banyak traveler bertanya wisata muslim friendly di Jateng yang representatif. Menurutnya para wisatawan butuh kenyamanan dan privasi.

“Saya menginstruksikan untuk menulis apa saja yang dibutuhkan. Seperti hotel yang ramah muslim space musholanya, lalu makanannya bisa dipisah. Sehingga para traveler baik dalam negeri dan luar negeri akan datang ke Indonesia khususnya ke Jateng,” ungkapnya.

Pemprov Jateng juga akan menambah berbagai fasilitas pendukung. Termasuk legal formal lewat Peraturan Gubernur (Pergub) yang kini tengah disusun untuk salah satunya mendukung GMTI 2024. (luk/gih)