Geterpla Cara Mudah Pembelajaran Pemanasan Global

Oleh: Dra. Soeharni
Guru Fisika SMAN 2 Mranggen, Kab. Demak

PEMANASAN global adalah suatu fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia. Terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan ini menghasilkan gas-gas yang semakin lama semakin banyak jumlahnya di atmosfer. Terutama gas karbon dioksida (CO2) melalui proses yang disebut efek rumah kaca.

Efek rumah kaca (greenhouse effect) adalah sebuah istilah yang cukup erat kaitannya dengan pemanasan global. Efek rumah kaca terjadi karena adanya peningkatan suhu bumi akibat suhu panas yang terjebak di dalam atmosfer bumi.

Efek rumah kaca yang terjadi pada permukaan bumi timbul karena sebanyak 25% energi matahari yang masuk ke bumi dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer. Kemudian 25% diserap awan, 45% diabsorpsi permukaan bumi, dan 5% lainnya dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.

Energi matahari yang telah diabsorpsi akan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Energi yang dipantulkan tersebut bisa terhalang oleh karbon dioksida (CO2) dan gas lainnya yang terdapat di atmosfer bumi. Banyaknya CO2 di udara menjadi salah satu faktor terjadinya pemanasan global.

Sebenarnya, zat CO2 dibutuhkan dan akan diserap oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Semakin menipisnya hutan dan lahan hijau membuat kadar CO2 di atmosfer tidak terkendali. Faktor pemanasan global lainnya adalah gas industri, polusi bahan bakar, dan gas metana yang dihasilkan dari sampah plastik.

Pembelajaran yang mudah dan menyenangkan bertujuan untuk memotivasi belajar dengan menggunakan alat praktikum sederhana yang ada di sekitar kita. Karena belajar fisika perlu menggunakan alat praktik sehingga materi mudah dipahami semua peserta didik.

Geterpla adalah alat praktik untuk membuktikan adanya gejala pemanasan global. Air dalam gelas menggambarkan air di permukaan bumi. Sedangkan kantung plastik sebagi ilustrasi atmosfer.

Termometer berfungsi untuk mengukur suhu. Jika gelas yang berisi air dimasukkan dalam kantung plastik dan peserta didik mengamati 5 menit, 10 menit, dan 20 menit, maka tidak ada perubahan suhu.

Jika kantung plastik dilubangi atau diletakkan di bawah sinar matahari akan terjadi perubahan suhu. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemanasan global perlu dipelajari dan dikembangkan sebagai pembiasaan gaya hidup berkelanjutan.

Pendidik mengajak peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran di kelas dengan menggunakan alat praktikum yang dirangkai sendiri oleh siswa secara berkelompok dengan memanfaatkan alat dan bahan. Langkah pertama, pendidik membagi delapan kelompok dan menunjuk salah satu peserta didik menjadi ketua kelompok.

Kedua, menjelaskan cara merangkai alat praktikum Geterpla yang terdiri dari termometer, gelas plastik, kantung plastik, air, dan pencatat waktu. Ketiga, pendidik menjelaskan cara kerja Geterpla materi Pemanasan Global di depan kelas. Keempat, ketua kelas mengambil alat dan bahan yang telah  disiapkan pendidik.

Kelima, sebelum melaksanakan praktikum, siswa mencatat langkah-langkah petunjuk kerja yang ada di papan tulis. Keenam, peserta didik dalam satu kelompok melakukan kegiatan praktikum dibimbing pendidik.

Ketujuh, peserta didik melaksanakan kegiatan dengan sungguh-sungguh sesuai petunjuk cara kerja praktikum di dalam kelas. Tetapi ada dua kelompok yang melaksanakan inovasi praktikum dengan melakukan praktik di luar kelas dan mencatat perubahan suhu di lembar kerja siswa. Kedelapan, peserta didik membuat laporan praktikum.

Belajar menggunakan dan menerapkan alat ukur suhu yaitu termometer pada alat praktikum geterpla lebih mudah digunakan untuk pemahaman materi Pemanasan Global. Peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran fisika. Karena mereka bisa terlibat aktif secara langsung dalam proses pembelajaran dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari hari. (*)