Oleh: Kukuh Setia Sukmana, S,Pd.SD
Kepala SDN 2 Blater, Kec. Kalimanah, Kab. Purbalingga
PENDIDIKAN di sekolah dasar menentukan mutu pendidikan pada sekolah di atasnya. Mutu pendidikan dapat diketahui setelah guru melakukan proses pembelajaran yang dikelolanya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, seorang guru bukan hanya datang menyajikan materi pelajaran pada siswanya saja. Akan tetapi lebih dari itu, mulai dari membuat rencana pembelajaran, penyiapan materi pelajaran, merancang sekenario pembelajaran yang akan disajikan, pemilihan metode, dan perangkat ajar. Termasuk di dalamnya bagaimana menyiapkan alat bantu mengajar yang biasa disebut alat peraga. Kemudian tidak kalah penting merancang sekenario pembelajaran yang memuat seluruh hal yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Masih rendahnya pelaksanaan supervisi di sekolah menyebabkan kegiatan pembelajaran kurang terpantau secara rutin. Salah satu tugas kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran di sekolah antara lain melakukan kegiatan pengamatan, dan pemantauan terhadap guru dan tenaga kependidikan.
Pengamatan dan pemantauan dilakukan dalam waktu yang sama. Apabila pelaksanaan supervisi ini diabaikan oleh kepala sekolah, pastilah sekolah tersebut akan menemui banyak kendala dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Supervisi perlu dilaksanakan secara rutin oleh setiap satuan pendidikan. Supervisi diperlukan bukan hanya untuk kepentingan sekolah saja, tetapi semua warga sekolah. Sehingga dalam menyampaikan pembelajaran di sekolah dapat meningkat akibat adanya pembimbingan dari kepala sekolahnya.
Menurut Glickman dalam Suharno, dkk (2016: 330), supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan untuk membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Ditambahkan oleh Daresh (dalam Suharno, 2016:330) bahwa supervisi akademik bukan untuk men-justice guru. Namun dilakukan dalam rangka membimbing guru dalam meningkatkan kemampuan profesionalismenya. Bahkan Wiles menjelaskan bahwa supervition is the development of a better teaching iearning situation.
Prinsip-prinsip yang wajib diikuti dalam supervisi akademik antara lain praktis, sistematis, objektif, realitis, antisipatif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, aktif, humanis, konstruktif, dan berkelanjutan. Kemudian tujuan supervisi ada tiga. Yakni meningkatkan profesionalisme guru, mengembangkan kualitas pengawasan, dan menumbuhkan motivasi, (Suharno, dkk., 2016:330).
Purwanto (2012:115) menjelaskan bahwa supervisi guru tidak hanya dilakukan oleh pengawas sekolah saja tetapi dilakukan juga oleh kepala sekolahnya. Hasil dari pembelajaran siswa di kelas merupakan salah satu indikator keberhasilan siswa yang berimbas pada mutu pendidikan.
Proses pendidikan yang berkualitas akan menunjukkan kualitas pembelajaran yang bermutu. Seorang kepala sekolah yang secara rutin melakukan supervisi kepada rekan-rekan guru di sekolahnya akan sangat berimbas positif untuk peningkatan mutu pembelajaran tersebut. Sebaliknya, apabila kepala sekolah tidak rutin dalam melaksanakan supervisi, secara kenyataan tidak akan dapat meningkatkan peningkatan kualitas pembelajaran di sekolahnya. Karena hasil supervisi tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana seorang guru dapat menyiapkan perangkat yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran di sekolahnya. Dengan mengetahui kelemahan dan kekurangan guru dalam pembelajaran, maka kepala sekolah akan dapat menentukan arah dan kebijakan yang tepat dalam memberikan bimbingan, masukan, serta saran-saran yang dibutuhkan sesuai kondisi dan situasi yang ada pada masing-masing guru tersebut.
Inovasi pembelajaran wajib dilakukan dalam rangka peningkatan proses dan hasil pembelajaran demi peningkatan kualitas guru tersebut. Guru yang suka berinovasi dalam pembelajaran akan dapat dipastikan memotivasi siswa untuk belajar.
Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dihasilkan oleh guru yang senantiasa berinovasi dalam membuat sekenario pembelajaran dan dipastikan proses pembelajaran di kelasnya meningkat tajam. Guru yang suka berinovasi tidak memandang usia ruang dan waktu. Banyak guru-guru senior yang selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran karena mereka merasa perlu belajar agar tidak tergilas oleh masa. Akan tetapi juga tidak sedikit guru–guru muda yang enggan melakukan perubahan dalam pembelajaran, mereka masik asyik dengan pembelajaran cara konvensional. Mereka suka bermain handphone tetapi bukan untuk mengakses inovasi pembelajaran melainkan untuk kepentingan pribadi, dan bukan untuk kepentingan siswanya.
Inovasi bisa datang dari relung diri kita masing-masing meskipun perangsangnya bisa datang dari luar maupun datang dari dalam diri kita. Inovasi yang datang dari kepala sekolah atas pengaruh supervisi yang ia jalankan, tentunya akan berdampak sangat positif bagi kemajuan guru dan siswa dalam pembelajaran. Namun inovasi yang tumbuh dari relung hati sendiri akan lebih mengakar kuat karena kemauan atas kesadaran diri dalam berinovasi.
Pada saat disupervisi, semua guru menggunakan LCD untuk kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Guru yang menggunakan teknologi tersebut sudah dikatakan melakukan inovasi dalam pembelajaran. Namun jangan hanya menggunakan teknologi tersebut tanpa didukung dengan penyajian yang lebih menarik dan mudah diserap oleh siswa. Gunakan alat tersebut untuk meringankan guru dalam merancang dan mencari materi pembelajaran yang dimodivikasi dan diramu sedemikian rupa. Sehingga pembelajaran akan merangsang siswa untuk lebih aktif dalam kegiatannya.
Perangsang supervisi memberi pengaruh sangat besar bagi guru untuk senantiasa berinovasi dalam pembelajaran. Setelah dilakukan supervisi, seorang kepala sekolah tidak hanya berpangku tangan merasa kegiatan supervisi telah selesai berhenti begitu saja.
Kegiatan supervisi yang berkelanjutan sangatlah baik untuk peningkatan kegiatan pembelajaran. Apalagi menghadapi Kurikulum Merdeka, seorang guru wajib menguasai karakteristik dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran. Salah satunya guru wajib menguasai pembelajaran berbasis projek. Inovasi guru dapat dilihat diawali dengan membuat Rencana Kegiatan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, atau membuat Modul Ajar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Guru dalam suatu sekolah merupakan teamwork yang baik dan masing-masing memiliki skill untuk digunakan dalam menggapai tujuan bersama. Suatu teamwork merupakan bukti kebersamaan dalam keberagaman untuk mewujudkan cita-cita sekolah.
Guru tidak berpangku tangan dan tidak bekerja hanya untuk mencapai keberhasilan diri perseoranagan. Akan tetapi harus saling bahu-membahu dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya secara bertanggung jawab.
Pada masa pandemi, guru diarahkan agar menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) satu lembar. Akan tetapi RPP satu lembar belum bisa mewakili dengan baik dalam menyampaikan kegiatan pebelajaran.
Sekarang masa pandemi hampir sirna dari bumi Indonesia dan semoga hilang dengan tuntas, tidak menyisakan virus-virus dan kuman yang menyebabkan penyakit. Virus corona memang berdampak luar biasa karena efeknya dapat memvirusi semua sendi kehidupan manusia, terutama pada bidang pendidikan. Sehingga guru dimudahkan menyusun RPP satu lembar dan pembelajaran dilakukan melalui daring.
Kebiasaan membuat RPP satu lembar membuat guru kurang bisa mengeksplorasi dan miskin inovasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Adanya supervisi dari kepala sekolah dapat dirumuskan strategi yang tepat oleh kepala sekolah dalam melakukan pembinaan, pembimbingan, dan pembuatan kebijakan yang dapat mendongkrak kegitan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran.
Teamwork sangat penting diterapkan di sekolah dan saling berbagi hasil inovasi pembelajaran antar guru dalam sekolah tersebut. Dalam teamwork, beberapa kegiatan kolektif dapat dilakukan seperti adanya inhouse training pelaksanaan Kelompok Kerja Guru di Sekolah. Ini juga merupakan hal yang harus dilaksanakan di sekolah sebagai ajang guru berbagi, berinovasi, serta saling mengisi dan menerima inovasi dalam satu sekolah. Guru saling berbagi dalam menyusun rencana pembelajaran yang lengkap, bukan yang satu lembar.
Dilansir dari sebuah artikel yang diambil pada 3 Januari 2023 (glints.com), bahwa teamwork sangat penting diterapkan di sekolah. Pertama, teamwork dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Tujuan suatu sekolah tidak akan dapat dicapai hanya usaha dari perseorangan. Kepala sekolah tidak mungkin bisa melakukan tugas dengan baik jika tidak didukung oleh teman dalam satu lembaga sekolah.
Suatu tugas dapat dikatakan baik jika tugas tersebut telah dilakukan pembuatan rencana yang matang dan merujuk pada tujuan yang telah ditetapkan. Dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, di sana juga ada rencana lain yang mendukung. Di antaranya adalah rencana penggunaan alat peraga serta penyiapan materi dalam pembelajaran.
Guru yang telah membuat rencana penggunaan alat peraga diyakini telah melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru yang lain tentunya akan mengikuti guru kreatif untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Kedua, teamwork mencegah terjadinya kesalahan. Apabila salah satu guru ada yang tidak bisa melakukan inovasi dalam pembelajaran, maka guru tersebut dibimbing dan ditunjukkan arah yang baik dan benar dengan harapan menghindari kesalahan dalam pembelajaran. Kesalahan dalam menyajikan materi pelajaran dapat berakibat fatal. Inilah pentingnya teamwork dalam sekolah.
Ketiga, teamwork meningkatkan performa individu. Setiap individu memiliki kelemahan dan kelebihan atau dikenal dengan istilah blind spot. Dengan melakukan teamwork, maka kelemahan dan kelebihan individu dapat diketahui oleh teman-temannya.
Secara ikhlas teman kita akan memberi tahu kelemahan diri kita apa saja dan kelebihannya apa. Sehingga kita dapat memperbaiki kelemahan diri untuk meningkatkan kinerja dalam proses belajar mengajar.
Keempat, teamwork dapat mengurangi burnout. Dengan menumpuknya tugas dan tanggung jawab sebagai guru, apabila tidak dilakukan planning secara matang maka yang terjadi adalah kepenatan dan stres. Maka, adanya teamwork dapat mengurangi burn out atau stres akibat kegiatan yang diforsir tanpa perencanaan yang baik. Teamwork akan saling membantu, saling menerima, dan memberi. Sehingga tidak ada tekanan batin yang kuat.
Kelima, teamwork melatih manajemen konflik dan risiko. Bekerja dalam satu tim memang dapat timbul adanya konflik. Akan tetapi kita bisa mengatasi konflik dengan baik karena adanya teamwork yang solid dan baik.
Dengan teamwork, kita bisa berlatih cara menangani konflik dan menghadapi risiko. Seseorang yang berpengalaman berorganisasi tidak akan canggung dalam menghadapi konflik dan selalu berani mengambil risiko dalam setiap tindakan dan perilakunya. Sebab, tidak ada orang yang tidak memiliki masalah. Dalam kehidupan di manapun berada pasti ada tantangan hidup dan banyak menimbulkan konflik dan resiko yang menghadangnya.
Orang yang ingin maju pasti berani mencoba melakukan sesuatu yang penuh dengan tantangan. Adanya tantangan pasti timbul suatu masalah yang tentunya melatih seseorang mencari alternatif pemecahannya.
Dari alternatif pemecahan pasti ada salah satu alternatif pemecahan yang paling tepat. Tidak ada suatu konflik dan masalah yang tidak bisa dicarikan solusinya. Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mengkaji terlebih dahulu permasalahan yang timbul.
Dengan mengetahui latar belakang permasalahan yang dihadapi, maka kita bisa berupaya mencari pemecahan masalah yang sesuai dalam menangani konflik tersebut. Melalui teamwork, kita akan mudah belajar cara menangani masalah.
Guru mampu melakukan inovasi pembelajaran atas kerja sama yang baik dalam teamwork. Dengan demikian, guru dapat meningkatkan kinerjanya dalam berinovasi dan mengeksplorasi kegiatan pembelajaran dengan berbagai ragam inovasi pembelajaran. Baik dalam penggunaan alat peraga, metode, serta media pembelajarannya. Output dari pelaksanaan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal. Terbukti, nilai Penilaian Akhir Semester (PAS) 1 persentasenya meningkat. (*)