Intip Antusiasme Peserta Lomba Masak Nasi Goreng Khas Mbak Ita di Kelurahan Bendan Duwur

Mahasiswa KKN MIT-16 Posko 17 UIN Walisongo Semarang
ANTUSIAS: Mahasiswa KKN MIT-16 Posko 17 UIN Walisongo Semarang bersama ibu-ibu RW 3 Kelurahan Bendan Duwur usai lomba memasak nasi goreng khas Mbak Ita. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Menjelang perayaan HUT RI ke-78, Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang menggelar lomba memasak nasi goreng khas Mbak Ita (sapaan Hevearita Gunaryati Rahayu, Wali Kota Kota Semarang).

Acara yang berlangsung di Balai Kelurahan Bendan Duwur pada Selasa (1/8) ini diikuti oleh tujuh peserta dari perwakilan RW se-Kelurahan Bendan Duwur. Sebelumnya mereka telah memenangkan lomba memasak nasi goreng khas Mbak Ita di tingkat RW.

Lurah Bendan Duwur, Wahyu Mahardi mengapresisasi semangat dan antusiasme para peserta yang hadir pada kegiatan ini.

“Saya harap semangat dan antusiasme para ibu ibu pagi ini dapat terus berkobar dan muncul dalam kegiatan sehari-hari nantinya. Menurut saya, semua tampilan dari setiap kelompok sangat menarik dan unik dengan perbedannya masing-masing. Tetap semangat jaga kekompakan dan jangan berputus asa,” pesannya.

Baca juga:  Upgris Terima 6.783 Mahasiswa Baru

Pelaksanaan lomba memasak nasi goreng tingkat kelurahan ini juga turut didukung oleh mahasiswa KKN MIT-16 Posko 17 UIN Walisongo Semarang. Selaku pembawa acara, Ade Yulia Afwa memimpin acara lomba yang diselenggarakan.

Untuk menambah euforia, Oktafia Nindia yang mengiringi jalannya lomba bersama salah satu staff kantor kelurahan, Lingga.

Oktafia mengungkapkan, peserta yang menghadiri lomba memasak nasi goreng ini menampilkan berbagai macam platting yang menarik. Seperti hiasan bunga yang dibuat dari sayuran dan hiasan dari lauk pauk yang dibuat sekreatif mungkin sehingga menambah keindahan nasi goreng yang disajikan.

Tidak hanya itu, beberapa peserta lomba ini menggunakan bahan masak yang dipanen sendiri melalui program urban farming. Ada jenis sayuran seperti mentimun, terong, dan daun bawang yang ditanam di halaman rumah mereka. Juga ada lele dan ayam dari peternakan warga.

Baca juga:  Jelang Pilkada, Ribuan Pegawai Pemkot Semarang Tandatangani Ikrar Netralitas

“Kami menampilkan yang paling baik sebisa kami. Mulai dari semangat dan kekompakan hingga hiasan dan rasa nasi goreng yang luar biasa. Bagi kami menang atau tidaknya bukanlah hal yang penting, yang utama adalah kebersamaan dari ibu-ibu,” ucap Edi, salah satu peserta yang mewakili RT 4 RW 3.

Para leserta lomba mengikuti kegiatan terlihat penuh antusias. Hal tersebut dibuktikan dengan kompaknya seragam yang digunakan setiap kelompok. Ada peserta yang kompak mengenakan batik, ada pula yang menggunakan kebaya dengan warna merah menyala yang menggambarkan kobaran api semangat para peserta.

Kompaknya para peserta pun turut diperlihatkan dengan gemuruh yel-yel yang begitu lantang dinyanyikan hingga mampu menghibur dan membuat segenap juri dan penonton yang hadir.

Baca juga:  Siswi SMKN 3 Semarang yang Hilang sudah Ditemukan

Pada kesempatan kali ini turut hadir dewan juri dari kelurahan lain, seperti Kelurahan Karangrejo, Dewan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), dan anggota kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Adapun poin–poin yang dinilai dalam perlombaan ini meliputi kebersihan, tampilan, bahan-bahan yang digunakan, serta kekompakan yel–yel para peserta.

Tiba di penghujung acara, pengumuman pemenang juara didapatkan perbedaan poin yang berbeda tipis antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Dengan hasil akhir pemenang yaitu peserta RW 2 sebagai juara 3, peserta dari RW 6 sebagai juara 2, dan juara 1 dimenangkan oleh peserta dari RW 3 Kelurahan Bendan Duwur.

Pemenang juara pertama mendapatkan uang Rp 1 juta, yang kemudian akan mewakili Kelurahan Bendan Duwur dalam lomba memasak nasi goreng ala Mbak Ita tingkat Kota Semarang pada 27 Agustus mendatang. (*/mg4)