PEKALONGAN, Joglo Jateng – Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro Program Studi S1 Agribisnis Fakultas Peternakan dan Pertanian, Riska Wahyu Putri Ageri mengadakan kegiatan edukasi mengenai pemanfaatan pekarangan rumah dengan melakukan penanaman tanaman obat keluarga (toga) kepada ibu rumah tangga di Dusun Bangunadi Lor Desa Pododadi, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, pada Selasa (20/06/23).
Ia mengungkapkan, area pekarangan rumah yang belum dimanfaatkan menjadi salah satu faktor yang melatar belakangi edukasi terhadap masyarakat mengenai toga.
Tujuan jangka pendek edukasi ini adalah mahasiswa diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut serta membudidayakan dan memanfaatkan tanaman toga sendiri dan memanfaatkannya minimal bagi keluarganya sendiri.
Sedangkan, tujuan jangka panjang adalah masyarakat dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan dan obat melalui pemanfaatan dan mampu dipasarkan dalam skala yang lebih besar. Sehingga mampu ikut mendongkrak perekonomian.
Riska menjelaskan bahwa kegiatan edukasi dilakukan mulai dari pengenalan tanaman toga, penjelasan kandungan senyawa yang ada didalam setiap macam jenis tanaman toga, manfaat dari tanaman tersebut, proses budidaya tanaman toga, dan penanaman toga.
“Pengenalan tanaman toga dilakukan dengan menyebutkan beberapa jenis spesies dari tanaman obat yang mudah dijumpai. Dilanjutkan pemaparan materi mengenai kandungan yang terkandung didalam tanaman toga tersebut,” jelas Riska.
Ia juga menjelaskan, pemanfaatan tanaman toga dapat digunakan sebagai bahan tambahan masakan dan minuman herbal. Penjelasan mengenai proses budidaya tanaman toga dilanjutkan dengan proses penanaman bersama beberapa jenis tanaman toga yaitu jahe, kunyit, sereh, temulawak, dan lidah buaya.
Tanaman toga yang sudah ditanam bersama diberikan kepada peserta kegiatan dengan harapan dapat di budidadayakan lebih lanjut dan tercapai tujuan panjang dari program kegiatan tersebut.
“Selain sesi pemaparan materi, kegiatan edukasi ini juga menggunakan metode diskusi dengan peserta. Peserta sangat antusias dengan penyampaian materi mengenai pemanfaatan dan penanaman tanaman toga. Diskusi terjadi sangat interaktif dan para peserta saling bertukar pikiran satu sama lain terkait tanaman toga,” pungkas Riska. (*/mg4)