Oleh: Suratini, S.Pd.AUD
Guru TK PKK Pamardisiwi, Kec. Pleret, Kab. Bantul
KEGIATAN menggambar adalah kegiatan yang sangat disukai oleh anak–anak. Rasa senang akan menggambar tempak jelas saat guru menjelaskan bahwa salah satu tugas hari ini adalah menggambar. Pasti anak–anak menjadi senang, berucap Alhamdullilah atau bersorak hore dan bersemangat. Namun ketika proses kegiatan belajar mengajar selesai, banyak dijumpai hasil karya anak–anak tidak mencapai hasil yang baik dan menarik untuk dinikmati.
Hasil karya menggambar bebas anak–anak pastilah hampir dipastikan gambar yang dihasilkan monoton. Yaitu menggambar gunung, rumah, ataupun bunga yang dari waktu ke waktu hasil karya gambarnya hampir sama. Begitu juga pada saat guru mengajak anak–anak untuk menggambar dengan mencontoh, baik mencontoh benda langsung maupun mencontoh sebuah gambar, anak–anak mengalami kesulitan dan hasil karya menggambar yang belum bagus.
Pada saat guru meminta anak–anak untuk menggambar dengan tema yang sudah ditentukan, maka anak–anak akan menemui kesulitan. Di antaranya merasa tidak mampu menuangkan ide seperti yang ditentukan guru, serta merasa sulit dan tidak bisa. Sehingga kreativitas menggambar mereka tidak tampak.
Keadaan yang seperti di atas terjadi pada Lembaga Pendidikan Taman Kanak – Kanak PKK Pamardisiwi Sareyan Wonokromo, Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahwa hasil karya menggambar anak–anak masih belum mencapai hasil seperti yang diharapkan pendidik.
Berawal dari kondisi kegiatan belajar mengajar menggambar yang demikian, pendidik berusaha menciptakan kegiatan pembelajaran atau mengajar menggambar menjadi lebih mudah bagi anak–anak. Karena pada kegiatan mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya anak belajar (Hosum, 2010).
Untuk mengatur lingkungan supaya anak belajar dan meningkatkan kreativitasnya, pendidik menerapkan metode direct instruction. Menurut Prof Suyono, M.Pd (2016) metode direct instruction atau pembelajaran langsung didefinisikan sebagai model pembelajaran yang berorientasi pada tujuan dan diinstrukturkan oleh guru. Dengan landasan itu, guru mentransformasikan pengetahuan atau keterampilan secara langsung kepada siswa.
Menggambar dengan hubungan langsung diterapkan untuk memberikan keterampilan dalam menggambar yang selanjutnya dapat dirangkai dan dikreasikan menjadi gambar yang lebih kompleks. Langkah menggambar dengan bimbingan langsung adalah pendidik mengajarkan langkah demi langkah menggambar. Seperti menggambar orang dengan tahapan tahapannya, meggambar binatang dengan tahapan tahapannya, sampai beberapa jenis binatang, menggambar rumah, dan lain-lainnya. Setahap demi setahap hingga menggambar bentuk yang dihasilkan menjadi gambaran yang lengkap dan menarik.
Kemampuan menggambar objek benda dengan baik akan memberikan anak–anak bekal untuk menggambar yang lebih kompleks. Sebagai contohnya adalah ketika anak–anak diberi tugas menggambar pemandangan, maka anak–anak akan menggambar dengan menggabungkan beberapa objek benda. Misalnya pemandangan dengan gambar orang, ada gambar mobil, gambar pohon, penjual dengan gerobak, dan lain–lainnya dengan mudah dan anak tidak kebingungan dalam berkreasi. Para siswa menghasilkan gambar yang bermakna, jelas, dan menarik untuk dinikmati atau di lihat. (*)