Pati  

Fokus Pengembangan Sektor Pariwisata dan Pertanian

Wakil Ketua ll Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Hardi.
Wakil Ketua ll Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Hardi. (ILUSTRATOR Sabitun Nikmah)

PATI, Joglo Jateng –  Wakil Ketua ll Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati Hardi fokus mendukung perekonomian masyarakat di Pati melalui dua sektor. Yakni sektor pariwisata dan pertanian.

Menurutnya, kedua sektor tersebut menjadi prioritasnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Pati. Ia mencontohkan seperti pengembangan Destinasi Wisata Goa Pancur yang berada di Desa Jimbaran Kecamatan Kayen.

“Pariwasata Goa Pancur sekarang sudah berkembang cukup pesat. Di hari Sabtu sama Minggu khususnya sudah banyak sekali pengunjung di sana,” ungkapnya.

Dengan adanya pariwisata itu, lanjut Hardi, bisa memberikan dampak positif bagi perekomian masyarakat sekitar. Sehingga menurutnya, hal tersebut secara otomatis dapat mengurangi pengangguran.

“Pariwisata ini untuk ekonomi kerakyatan. Sehingga warga Desa Jimbaran khususnya bisa berjualan di Goa Pancur. Mulai dari jualan mainan anak-anak hingga makanan. Sehingga pengangguran pun jadi berkurang,” jelasnya.

Selain Goa Pancur, Hardi mengatakan bahwa di wilayah Pati Selatan memang memiliki banyak potensi wisata. Seperti halnya Destinasi Wisata Goa Wareh yang berada Desa Kedumolyo Kecamatan Sukolilo.

“Selain Goa Pancur juga ada Goa Wareh. Di sana cukup bagus wisatanya. Ada kolam renang untuk anak-anak. Kami selalu mendukung supaya tempat wisata itu dikembangkan,” imbuhnya.

Selain pariwisata, Hardi fokus mendukung pertumbuhan ekonomi melalui sektor pertanian khususnya tanaman tebu. Ia menilai bahwa tanaman tebu cocok ditanam di Pati.

“Tebu di Pati Bagus. Terutama sawah yang tidak mendapatkan suplai air yang cukup. Seperti Kayen, Tambakromo, Trangkil, Margorejo,” tuturnya.

Menurutnya, tebu lebih menguntungkan ketimbang komoditas yang lain. Sebab kata dia, sekali tanam bisa memanen beberapa kali. Sehingga dirasa irit modal.

“Sawah tegalan itu bagus untuk ditanami tebu. Karena tidak bisa ditanami padi. Kalau ditanami jagung harus menanam lagi. Kalau tebu sendiri itu bisa panen sampai 4 kali. Habis dipanen tumbuh lagi,” kata dia.

Meksipun begitu, ia menyebut di tahun ini petani tebu tidak mendapatkan pupuk subsidi. Sehingga hal ini dinilai sangat merugikan mereka.

“2023 ini petani tebu tidak dapat pupuk subsidi. Ini yang menjadi cambuk bagi petani. Ini merupakan aturan dari pusat. Sehingga harus belum pupuk non subsidi,” tandasnya. (lut/fat)