Kartu Suku Kata untuk Membaca Lebih Mudah

Oleh: Eka Yuli Ermawati, S.Pd.
Guru SD N Katonsari 1, Kec. Demak, Kab. Demak

RUANG lingkup pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan berbahasa. Yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan urutan yang kronologis dan hirarkis. Yaitu mula-mula belajar menyimak, berbicara, membaca, lalu menulis.

Membaca yang baik menurut Santrock adalah ketika seseorang dapat menguasai aturan bahasa dasar yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Sehingga seorang anak yang merespon kartu kata belum dapat dikategorikan sebagai kegiatan membaca.

Bukan hanya membaca saja yang ada pada ruang lingkup bahasa Indonesia, terdapat juga keterampilan menyimak, berbicara, dan yang terakhir adalah menulis. Selain keterampilan membaca, keterampilan menulis juga sangat penting dalam kelas rendah ini.

Sebagaimana tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, yang menyebutkan bahwa kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran pada aspek menulis pada siswa sekolah dasar yaitu siswa dapat melakukan berbagai jenis kegiatan menulis. Yakni mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak dalam bentuk cerita, puisi, dan pantun (Arjoso, 2006).

Meskipun membaca dan menulis merupakan dasar akademis yang penting, ternyata peserta didik sekolah dasar belum mampu menguasainya, terutama di kelas rendah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di SDN Katonsari 1 kelas 1, ditemukan masalah utama dalam pembelajaran. Terutama dalam kemampuan membaca permulaan.

Faktor yang menyebabkan kelemahan tersebut adalah siswa belum bisa membaca persuku kata yang yang telah terterah dalam bacaan. Ada juga yang mana mereka belum bisa membedakan huruf.

Membaca dan menulis biasanya disatukan atau disebut dengan kemampuan literasi. Literasi sendiri memiliki arti yang dalam bahasa Inggrisnya literacy. Berasal dari bahasa Latin littera (huruf) yang pengertiannya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya. Kendatipun demikian literasi utamanya berhubungan dengan bahasa dan bagaimana bahasa itu digunakan lebih lanjut, literasi merupakan kemampuan yang terkait dengan kemampuan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.

Keterampilan membaca pada anak usia dasar dibagi menjadi dua. Yakni membaca permulaan dan membaca pemahaman. Membaca permulaan merupakan keterampilan tahap awal pada kelas rendah, sebagai landasan siswa memiliki kemampuan untuk membaca.

Di kelas 1 sendiri, membaca lebih dikenalkan pada permulaan awal seperti mengenal huruf, mengenal kosa kata, simbol, dan lambang. Pada proses ini, siswa kelas rendah sangat membutuhkan dampingan guru dan orang tua dalam proses pembelajaran. Anak-anak kelas rendah lebih cenderung senang menggunakan media yang kreatif dan interaktif. Salah satunya media kartu.

Pengertian dari media kartu suku kata adalah media yang terbuat dari kertas yang berbentuk potongan-potongan kotak. Di dalam kotak tersebut terdapat beberapa suku kata yang akan di pelajari oleh peserta didik tersebut.

Media kartu suku kata ini merupakan media yang cocok untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Hal ini di dukung oleh penelitian Pahlavi pada tahun 2021 yang mana menyatakan media kartu ini cocok digunakan.

Kelebihannya, media kartu suku kata ini sangat praktis digunakan. Media ini juga dapat melatih peserta didik dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritisnya dalam menyusun kartu tersebut sehingga membentuk sebuah kata. Pembaruan atau novelty dari pengembangan media adalah dapat meningkatakan keberhasilan pembelajaran. (*)