SMPN 15 Yogyakarta Ajarkan Siswa Olah Sampah lewat Janoko Ragotik

AJARKAN: Karyawan sekolah saat memberikan contoh penggunaan mesin pencacah sampah plastik di SMPN 15 Yogyakarta, beberapa waktu lalu. (HUMAS/JOGLO JOGJA)

KESADARAN dalam mengurangi sampah tidak hanya digalakkan oleh pemerintah saja. Lembaga pendidikan juga memiliki peran strategis untuk mengajarkan siswanya menjaga lingkungan. Seperti yang dilakukan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 15 Yogyakarta yang memiliki slogan Jajan Ora Nganggo Plastik (Janoko Ragotik).

Kepala Sekolah SMPN 15 Yogyakarta Siswanto mengungkapkan, sejak 2022 lalu siswanya telah diajak untuk mengurangi sampah dengan Janoko Ragotik. Terutama sejak diterapkannya Kurikulum Merdeka yang memiliki indikator mengenai gaya hidup berkelanjutan. Sehingga pihak sekolah mulai menanamkan kesadaran untuk mengurangi sampah plastik.

“Kita menerapkan pilah sampah sudah lama, sejak Kurikulum Merdeka pada bulan Agustus 2022. Salah satu indikatornya adalah gaya hidup berkelanjutan. Saya ingin bagaimana memanfaatkan sampah menjadi lebih bernilai. Bukan kita mengajari anak untuk mengubah sampah jadi bentuk lain, tapi menjadi nilai,” ujarnya, Selasa (8/8/23).

DIPILAH: Salah satu siswi SMPN 15 Yogyakarta tengah membuang sampah kertas ke tempat yang sudah disediakan.

Dengan kegiatan itu, sampah yang ada di lingkungan sekolah dibatasi, hanya boleh sampah organik saja yang nantinya dijadikan kompos tanaman. Namun pihaknya mengaku, dibutuhkan penyesuaian karena sampah di sekolah banyak berasal dari plastik yang dihasilkan dari makanan siap saji yang dijual di kantin sekolah.

Untuk itu, pihak sekolah membeli alat atau mesin pencacah dan pemilah plastik. Mesin ini sengaja dipesan untuk membantu mencacah plastik untuk dijadikan barang bernilai. Jika sudah dipilah dan dicacah maka bisa dibuat berbagai macam kreativitas seperti vas bunga, dakron, dan lain sebagainya.

“Walaupun belum berfungsi secara rutin, alat ini sangat membantu kami dalam memilah dan mencacah plastik seperti botol bekas minum. Hanya saja saat ini kami masih belum mendapatkan kerja sama atau penampungan untuk sampah plastik yang sudah kami hancurkan,” kata Siswanto. (riz/mg4)