Figur  

Eco Lindi, Cairan Penghilang Bau Sampah Buatan Rania

Rania Naura Anindhita
Rania Naura Anindhita. (JOGJA)

PERMASALAHAN sampah kerap membawa dampak beragam, salah satunya persoalan bau yang tidak sedap. Busuknya aroma yang menguar dari timbunan sampah rumah tangga mengobarkan semangat Rania Naura Anindhita untuk membuat formula eco lindi demi menetralkan bau tak sedap itu.

Meski awalnya tak mudah, kini dia menjadi lebih mantap dalam meniti jalan yang menjadi bagian dari upaya perbaikan kualitas lingkungan itu. Untuk mengatasi masalah bau sampah ini, Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu,  membuat cairan penghilang bau sampah atau disebut Eco Lindi.

Rania menceritakan, ia mulai mengembangkan Eco Lindi ini sejak tahun 2021. Temuan tersebut, juga sudah diaplikasikan di sejumlah TPA maupun TPST, baik di Jawa Timur maupun di Yogyakarta.

Saat ini, Eco Lindi besutannya itu, juga coba dimanfaatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman. Cairan itu, dimanfaatkan untuk menangani masalah bau sampah di Tempat Penitipan Sampah Sementara (TPSS) Tamanmartani.

Rania menceritakan ide membuat Eco Lindi muncul usai ia memakan durian. Buah durian yang bisa membuat bau di tangan, ternyata bisa hilang dengan durian itu sendiri.

“Ketika kita makan itu bau kan, kemudian air kalau kita tuangkan ke kulit bagian dalam bisa kita pakai menghilangkan bau,” terang Rania, Senin (7/8).

Dari situ dirinya tertarik, dan berfikir apakah air sampah atau Lindi bisa dimanfaatkan untuk menghilangkan bau juga. Benar saja air dari sampah atau lindi bisa dijadikan bahan untuk menghilangkan bau dari sampah itu sendiri.

“Artinya kita melakukan sebuah inovasi yang sustain. Dalam artian terus menerus menggunakan bagian dari sampah untuk menyelesaikan sampah,” ungkapnya.

Dara asal Sidoarjo, Jawa Timur itu menuturkan, Eco lindi dibuat dari air lindi dicampur dengan sisa air tebu (molase), asam sulfat, dan katalis organik, dicampur dalam satu wadah kedap udara atau tangki. Untuk penggunaan, tinggal menyemprotkan ke timbunan sampah. Dalam waktu 3–10 menit Eco Lindi akan bereaksi menetralkan bau sampah.

“Untuk menahan bau bisa tahan sampai 6–10 jam, dengan persentase menurunkan bau 50 persen ke atas, itu kalau takarannya pas. Jadi bisa disemprotkan sehari itu dua kali,” paparnya.

Hasil inovasi Rania itu, juga mendapatkan apresiasi dari Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali. Pasalnya Ia telah madapatkan penghargaan Trash Control Heroes dari karyanya itu.

“Alhamdulillah, Eco Lindi ini juga dapat diaplikasikan di Kabupaten Sleman. Dan senangnya lagi dapat apresiasi oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo,” pungkasnya. (bam/bid)