Jenius IPA Siswa SD dengan Zenius

Oleh: Markini, S.Pd.SD
Guru SDN 4 Prambatan Lor, Kec. Kaliwungu, Kab. Kudus

PENDIDIKAN khususnya pada tingkat sekolah dasar hendaknya mengedepankan pertumbuhan karakter. Pembelajaran IPA dapat menjadi pengendalian pengajar dalam membangun karakter siswa.

Pembelajaran IPA dapat melalui pengalaman praktis, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, dan model pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu, dalam pembelajaran IPA siswa membutuhkan media yang dapat membantunya untuk menguasai materi lebih dalam.

Dengan media, siswa akan menjadi lebih aktif serta kritis dengan seluruh panca indranya memfokuskan diri kedalam proses belajar yang sedang berjalan. Karakteristik IPA memiliki beberapa ciri sebagai berikut: a) IPA memiliki nilai kebenaran yang bisa dibuktikan setiap waktu oleh semua orang dengan menggunakan tata cara penemu sebelumya. b) IPA adalah kumpulan pengetahuan yang terstruktur dengan rapi dan sistematis.

  1. c) IPA merupakan ilmu yang ditemukan atau dikembangkan dengan cara yang khusus yakni dengan memadukan observasi, teori, dan eksperimen. d) IPA meliputi empat unsur pokok antara lain proses, produk, sikap dan aplikasi.

Siklus Air adalah salah satu konsep pembelajaran dalam IPA yang memiliki sifat abstrak. Maka, penyampaian materi dengan memanfaatkan media akan membangkitkan konsentrasi serta kefokusan siswa.

Media dalam pendidikan lebih condong didefinisikan sebagai alat berupa gambar serta elektronik untuk menyatukan, mengoperasikan, dan menata ulang informasi baik dari segi visual atau verbal. Manfaat media pembelajaran yakni pertama, menarik perhatian peserta didik dengan adanya media pembelajaran yang interaktif dan kreatif.

Kedua, mengingat kembali. Dengan adanya media pembelajaran, guru dapat mengulang kembali materi yang sudah diberikan sebagai proses refresh materi. Ketiga, menyampaikan tujuan dan isi materi kepada siswa dengan menggunakan media pembelajaran. Keempat, mendapatkan respon peserta didik dengan cara menciptakan sebuah pertanyaan yang mampu melibatkan peserta didik untuk berpikir kritis sekaligus menilai kinerja peserta didik dengan metode tersebut.

E-learning merupakan seperangkat alat elektronik yang diakses dengan jaringan internet guna membantu memudahkan dalam proses belajar mengajar. Menurut Hasibuan Said & Ramadhani Rahmi (2019), e-learning dapat dibedakan menjadi lima jenis. Yakni leaener-led e-learning, facilitated e-learning, embedded-learning, instructor-led e-learning, dan telementoring and e-coaching. Instructor-led e-learning berbanding terbalik dengan jenis sebelumnya. Pada jenis, ini peserta didik memanfaatkan jaringan internet atau web dalam pemakaiannya.

Oleh karena itu, saat jenis ini digunakan, dalam pengoperasiannya dibutuhkan teknologi seperti pembelajaran video, audio, dan lain sebagainya. Aplikasi Zenius adalah salah satu platform pendidikan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan jaringan internet. Zenius dilengkapi dengan fitur live teaching dan live chat yang diperuntukan bagi siswa yang mengalami kesulitan saat mengulang materi ajar yang diberikan.

Zenius menjadi aplikasi yang paling digemari untuk pembelajaran online. Platform pembelajaran ini menyediakan akses pendidikan melalui konten video berbahasa Indonesia yang dapat diakses melalui website dan aplikasi.

Model pembelajaran problem solving merupakan konsep dasar dari beberapa macam trik dalam proses belajar-mengajar yang menjadikan masalah sebagai kunci utama. Problem solving adalah salah satu model pembelajaran yang menuntun peserta didik untuk lebih aktif dalam kecakapan berpikir kritis menangani masalah yang ditentukan oleh guru.

Problem solving terdiri dari lima tahap yakni: 1) Peserta didik menuliskan masalah yang sudah diberikan dalam sebuah kalimat. 2) Peserta didik mendiagnosis atau memperkirakan masalah dengan berbagai cara seperti membaca buku, meneliti, atau berdiskusi.

3) Peserta didik menuliskan solusi sementara. 4) Peserta didik melakukan uji lanjut untuk memastikan solusi yang terbaik dengan diskusi bersama. 5) tahap terakhir yakni pemantapan solusi masalah. Siswa akan memiliki solusi masalah yang sudah paten atau tetap sesuai dengan diskusi dan penggalian materi sebelumnya. (*)