Oleh: Luluk Erwana S.Pd.SD
Guru SD N 4 Troso, Kec. Pecangaan, Kab. Jepara
PENDIDIKAN adalah bagian yang krusial akan kehidupan manusia. Setiap individu dituntut untuk mampu mengembangkan berbagai keahlian, agar mampu bersaing secara internasional. Pada 2016, pemerintah Indonesia menggalangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Literasi bisa diperkenalkan dengan suatu yang mampu menolong memberikan pesan antara pendidik dan siswa salah satunya media pembelajaran. Media pembelajaran memilki manfaat besar. Antara lain mempengaruhi motivasi belajar, meningkatkan ketertarikan dalam mempelajari materi dan minat belajar, serta memvisualisasikan isi materi yang bersifat abstrak (Atapukang, 2016).
Berlandaskan hasil pengamatan di SD Negeri 4 Troso, ketika proses pembelajaran ditemukan penggunaan smartphone tidak untuk belajar tetapi hanya bermain game. Tentu ini menjadi permasalahan baru di dalam dunia pendidikan. Smartphone sering disalahgunakan oleh peserta didik untuk kepentingan hiburan. Hal tersebut tentunya akan berdampak buruk bagi mereka.
Sejalan dengan karakteristik anak sekolah dasar yang senang bermain, maka sebuah sistem pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik mereka. Karakter anak gemar bermain smartphone menjadi peluang untuk menciptakan sesuatu pembelajaran inovatif.
Pembuatan media video yang menyenangkan dapat dijadikan sebagai solusi dalam upaya menangani permasalahan penyalahgunaan teknologi pada dunia pendidikan. Pembuatan media pembelajaran yang inovatif dengan pemanfaatan teknologi yang ada adalah upaya yang dilaksanakan dalam penyesuaian dengan perkembangan zaman.
Pemanfaatan teknologi yang sangat mudah diakses oleh peserta didik harus diimbangi oleh pendidikan karakter yang kuat. Salah satunya yaitu dengan penanaman pedoman Bangsa Indonesia melalui mata pelajaran pendidikan Pancasila di sekolah.
Pendidikan Pancasila adalah pelajaran yang mempunyai tujuan mempersiapkan peserta didik menjadi masyarakat yang memiliki budi pekerti. Nilai yang terkandung dalam pembelajaran pendidikan Pancasila ini sangat diperlukan dalam mencegah penyalagunaan teknologi dan memperkokoh pondasi karakter peserta didik sejak dini dalam mempertahankan pilar budaya bangsa di era gempuran budaya asing. Materi dalam pembelajaran pendidikan Pancasila sangat diperlukan guna membentuk siswa yang memiliki pribadi baik serta bermoral.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut masih menerapkan media buku siswa dan Power Point. Penggunaan media pada pelajaran pendidikan Pancasila masih terlalu monoton. Yakni menerapkan media pembelajaran yang kurang interaktif dan inovatif. Sehingga siswa cepat merasa bosan serta membuat pembelajaran pendidikan Pancasila kurang menarik minat belajar mereka.
Guru kelas sekolah membutuhkan media berbasis digital. Media pembelajaran berbasis digital sangat diperlukan guru pada era pembelajaran modern saat ini. Karena siswa lebih berminat pada proses belajar mengajar yang menerapkan media audio visual dalam belajar mengajar di kelas seperti yang ada pada gadget yang digunakan mereka.
Untuk membantu guru serta siswa mengatasi permasalahan pada proses belajar mengajar, diperlukan media video pembelajaran yang inovatif. Peneliti menawarkan pengembangan media interaktif Rubi Brain. Yakni sebuah aplikasi edukatif yang dengan mudah dapat diunduh menggunakan smartphone peserta didik.
Rubi Brain merupakan bentuk media yang berisi mengenai materi faktor-faktor yang mempengaruhi keutuhan NKRI. Selain itu, terdapat sebuah latihan soal sehingga peserta didik juga dapat berlatih pemahamannya mengenai materi yang ada didalamnya.
Keuntungan yang didapat oleh pengguna adalah aplikasi tersebut sangat mudah dioperasikan kapan dan dimana saja. Selain itu, penggunaan media video pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi dan menciptakan pembelajaran yang aktif dan interaktif pada peserta didik. (*)