DEMAK, Joglo Jateng – Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Posko 138 melakukan sosialisasi pendidikan di Madrasah Aliyah (MA) Sholihiyyah Desa Kalitengah, Mranggen, Demak, pada Selasa (25/07/23) dengan mengambil tema Peran Pendidikan dalam Membangun Pola Pikir dan Pencegahan Bullying.
Kegiatan yang diikuti siswa-siswi kelas 10, 11, dan 12 ini bertujuan untuk mendidik pola pikir yang lebih terbuka dan tidak melakukan bullying.
Kepala MA Sholihiyyah dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini bermanfaat untuk dunia pendidikan.
“Sosialisasi ini sangat bermanfaat dan tema yang diangkat sesuai dengan problematika dunia pendidikan pada saat ini, terutama dalam masalah bullying,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Muhammad Syafiq Yunensa selaku pemateri mengajak siswa untuk menjadi kreatif dan progresif. Yakni dengan menunjukkan potensi dan kemampuan yang luar biasa dalam berpikir kreatif, berimajinasi, dan menciptakan solusi atau karya-karya unik.
“Karakteristik siswa kreatif termasuk kemampuan berpikir out of the box (di luar batas konvensional, Red.), kreativitas dalam menyampaikan masalah, daya imajinasi yang kuat, dan kemampuan untuk menghasilkan karya seni atau karya-karya orisinal,” kata Syafiq.
Menurutnya, bullying adalah masalah serius yang memiliki dampak merugikan kesehatan mental dan emosi pada korbannya. Korban bullying sering mengalami tekanan psikologis, depresi, kecemasan, dan bahkan dapat mengalami isolasi sosial.
“Perilaku bullying juga mencerminkan kenakalan karena melanggar norma-norma sosial dan mengakibatkan gangguan interaksi sosial yang sehat,” tambah Syafiq.
Ia mengungkapkan, penting bagi masyarakat, sekolah, dan lingkungan sosial untuk mengenali dan menangani perilaku ini dengan serius serta mempromosikan budaya yang menyokong rasa hormat dan empati terhadap sesama.
Pada sesi tanya jawab, terdapat salah satu siswa yang bertanya “Bagaimana cara mengenali diri kita sendiri?”
Syafiq menjelaskan, cara mengenali diri sendiri adalah dengan menggali potensi diri, menekuni hobi, dan tidak takut untuk mencoba hal baru.
“Harapannya setelah dilakukan sosialisasi ini semua dapat menyadari bahwa siapapun bisa menjadi apapun asalkan mau belajar kapanpun dimanapun dan pada siapapun,” pungkasnya. (shofi/mg4)