Kampung Sayur Jadi Tempat Langganan Pertukaran Pelajar Luar Negeri

BELAJAR: Pelajar luar negeri saaat mencoba membuat adonan mie bayam di Kampung Sayur Bausasran, Rabu (9/10). (HUMAS/JOGLO JOGJA)

KOTA, Joglo Jogja – Wisata di Kota Yogyakarta tidak hanya di bidang seni dan budaya saja, namun juga pertanian kota.

Seperti halnya Kampung Sayur Bausasran, yang jadi tempat langganan program pertukaran mahasiswa luar negeri.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Suyana menyampaikan, kampung sayur dengan konsep pertanian perkotaan pada mulanya digagas untuk meningkatkan ketahanan pangan warga Kota Yogyakarta. Namun, kini pengembangannya lebih luas lagi hingga menjadi urban farming tourism.

“Kampung sayur memang tidak berorientasi pada produksi, tapi untuk meningkatkan gizi keluarga, sejalan dengan program strategis penurunan angka stunting, lewat sayur yang ditanam atau budidaya cendol lele,” ungkapnya, Rabu (9/10).

Dengan adanya kampung sayur, kata dia, bahan pangan bergizi dapat tersedia setiap saat. Tempat itu kini terus dikembangkan menjadi wisata yang bisa meningkatkan ekonomi warga.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Gemah Ripah Winayarti mengatakan, kunjungan mahasiswa luar negeri dari Filipina, Jepang dan Jerman bertujuan untuk mengenal pertanian perkotaan berbasis kampung dan olahan hasil pertaniannya.

“Tiap ada kunjungan ke Kampung Sayur Bausasran akan kami bagikan pengalaman menanam di lahan pertanian perkotaan, pemeliharaan, juga panen atau pasca panen untuk pengolahannya,” terangnya

Bayam brazil menjadi tanaman unggulan yang sudah diolah menjadi belasan produk seperti mie, jus, keripik, dan aneka olahan lainnya.

Menurut Winayarti, berkembangnya Kampung Sayur Bausasran menjadi wisata pertanian perkotaan menjadi kebangkitan petani Kota Yogyakarta.

Sebab, kehadiran kampung sayur tidak hanya untuk memperkuat ketahanan pangan saja, tapi juga meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Sejak tahun 2008 kami memulai pertanian perkotaan yang awlanya hanya di RW 9, sekarang sudah menjadi kampung sayur,” tuturnya.

Dengan kekompakan warga masyarakat dan dukungan dari pemerintah, kampus dan pihak lainnya urban farming tourism diharapkan dapat bertahan dan berkembang.

“Juga makin banyak wilayah lain yang ikut menerapkan pertanian perkotaan,” harapnya. (riz/mg4)