Oleh: Ikhwanuddin Kamal, S.Pd.I, M.Pd.
Guru PAI SD N Mijen 1, Kab. Demak
PROSES pembelajaran sebagai bagian dari pendidikan merupakan salah satu aktivitas inti, karena dalam proses tersebut terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik. Pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) sebagai bagian dari pendidikan mesti direncanakan dengan baik. Karena kualitas pembelajaran yang baik akan mempengaruhi kualitas pendidikan. Sedangkan kualitas pendidikan yang ada di suatu negeri akan mempengaruhi terbentuknya peradaban negeri tersebut (T. Hidayat, Rizal, & Fahrudin, 2018:9-19).
Oleh karena itu, pembelajaran PAI mesti mewarnai pendidikan yang ada di Indonesia, supaya bisa berkontribusi dalam membangun sebuah peradaban yang berlandaskan nilai-nilai agama. Untuk mewujudkan peradaban tersebut, mesti diawali dari yang terkecil terlebih dahulu. Yakni dengan baiknya proses pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah.
Guru yang hebat itu bisa menyampaikan materi yang sulit dengan bahasa yang mudah dipahami. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang selaras dengan materi yang disampaikan.
Namun mesti diakui, proses pembelajaran yang terjadi di sekolah selama ini nyatanya masih menjadikan peserta didik lebih berperan sebagai objek dan guru sebagai subjek. Pusat informasi adalah guru, sehingga sering terjadi peserta didik akan belajar jika guru mengajar. Begitu juga dalam penilaian yang masih menekankan hasil daripada proses pembelajaran.
Penerapan strategi dan model pembelajaran PAI yang dirasakan sekarang ini masih konvensional dan monoton. Sehingga materi PAI tidak efektif jika diajarkan secara konvensional. Dengan demikian, keaktifan dan tanggung jawab peserta didik tidak tersalurkan secara optimal, serta suasana belajar monoton dan membosankan. Sehingga berakibat tidak tercapainya kompetensi yang diharapkan. Padahal paradigma baru pendidikan menekankan proses pendidikan formal melalui sistem persekolahan harus menekankan pada proses pembelajaran (learning) daripada mengajar (teaching). Di samping itu, pendidikan diorganisir dalam suatu struktur yang fleksibel, memperlakukan peserta didik sebagai individu yang memiliki karakteristik khusus dan mandiri. Pendidikan juga merupakan proses yang berkesinambungan dan senantiasa berinteraksi dengan lingkungan.
Di sisi lain, mata pelajaran PAI kurang mendapat perhatian, bahkan diremehkan sebagian peserta didik. Hal tersebut karena mereka sudah merasa faham tentang agama. Untuk itu, perlu diterapkan suatu cara alternatif guna meningkatkan minat bakat, pemahaman, dan motivasi peserta didik untuk mengembangkan potensi berkreativitas. Sehingga bisa menghasilkan prestasi yang optimal, khususnya pada mata pelajaran PAI. Yakni strategi dan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran PAI masih menggunakan model konvensional dan monoton.
Oleh karena itu, diperlukan inovasi pembelajaran PAI yang mampu mendorong motivasi belajar peserta didik sehingga bisa meningkatkan taraf berfikir peserta didik. Dengan begitu, pembelajaran PAI bisa berbuah dalam pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu model pembelajaran yang dapat memberdayakan peserta didik yakni dengan menggunakan model contextual teaching and learning (CTL). Dengan pendekatan model CTL, akan terjalin suasana belajar yang mengutamakan kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan bergairah. Selain itu pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber belajar, peserta didik aktif, sharing dengan teman, serta peserta didik kritis dan guru kreatif.
Pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami bukan transfer pengetahuan dari pendidik. Peserta didik bisa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya serta menemukan sendiri konsep-konsep materi yang sedang dihadapi (Hadiyanta, 2013:32-38).
Penulis berasumsi, dengan menggunakan model CTL dalam pembelajaran PAI, dapat memberikan kontribusi untuk mendorong motivasi belajar sehingga mampu meningkatkan taraf berfikir peserta didik. Oleh karena itu, perlu membahas secara khusus berkaitan dengan inovasi pembelajaran PAI melalui model CTL dalam meningkatkan taraf berfikir peserta didik. (*)