SLEMAN, Joglo Jogja – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sleman melalui Komisi B melaksanakan Program Bedah Warung bagi pemilik warung kelontong di Bumi Sembada itu. Program tersebut sebagai upaya mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Ketua Komisi B DPRD Sleman Dedie Kusuma mengatakan, program yang dijalankan menyasar warung-warung yang berasal dari keluarga tidak mampu atau rentan miskin. Sehingga, dalam proses seleksinya membutuhkan persyaratan yang cukup ketat.
“Jadi anggaran yang kita siapkan untuk warga masyarakat tidak mampu. Harapannya, ini benar-benar tepat sasaran,” terangnya kepada Joglo Jogja, Selasa (15/8).
Dedie menambahkan, program tersebut bukan semata-mata hanya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) saja. Namun, pihaknya berusaha meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Kami juga berharap secara perlahan dapat meningkatkan perekonomian warga, dan mulai mengurangi warga masyarakat miskin yang ada di Kabupaten Sleman,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, Program Bedah Warung tersebut sudah dianggarkan dan direncanakan sejak 2022 lalu. Pasalnya di tahun 2023 ini sudah ada beberapa yang direalisasikan.
“Sudah mulai proses pengerjaan. Karena kemarin sudah ditenderkan dan sudah ada pemenangnya. Warung-warung yang sudah diajukan oleh Dinas Perindag, maupun usulan dari teman-teman anggota dewan, sudah realisasi dan mulai diperbaiki,” paparnya.
Lanjutnya, warung yang diperbaiki adalah warung yang masih menggunakan konsep tradisional. Kemudian warung itu dirubah dari segi tampilan, agar tidak kalah dengan warung jejaring atau toko modern berjejaring.
“Kami berharap warung kelontong tradisional mampu bersaing dengan toko modern. Setidaknya supaya tidak terlalu timpang, antara toko kelontong tradisional dengan toko modern,” harapnya.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu menambahkan, dalam program itu pemerintah Kabupaten Sleman sudah menganggarkan manual. Tentunya program itu sangat penting karena akan mengangkat perekonomian masyarakat tidak mampu, dengan pendapatan dari sektor usaha warung tradisional itu.
Adanya program itu, akan berdampak baik pada warung tradisional karena penataannya menjadi semakin baik. Sehingga, warga masyarakat yang lain akan tertarik untuk membeli di warung kelontong yang ada di sekitar wilayahnya.
Program itu dicetuskan karena melihat banyak bermunculan toko modern yang menyebabkan adanya ketimpangan. Selain itu, para pelaku UMKM juga terdampak dengan adanya pandemi.
“Kami melihat itu (ketipangan) dan kami berusaha. Komisi B sebagai fungsi penganggaran, kita melihat bahwa ada potensi itu untuk mengangkat UMKM. Setidaknya bisa bersaing dengan toko modern, walaupun tidak serta merta bisa langsung selevel. Akan tapi setidaknya mampu bertahan,” tuturnya.
Dedie menerangkan, renovasi toko tersebut juga meliputi penataan display toko. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pendampingan dalam tata kelola manajemen.
“Nanti akan kita latih, dan dinas akan mendampingi. Jadi dari dewan akan memberikan support kepada dinas terkait. Karena Komisi B DPRD bertindak sebagai fungsi penganggaran,” ungkapnya.
Saat ini, dewan akan terus men-support program yang ada di Disperindag yang berkaitan dengan pemberdayaan UMKM di Sleman. Harapannya UMKM di Sleman tidak terlalu ketinggalan secara pendapatan.
Ia mengungkapkan, berdasarkan dari Disperndag, banyaknya warung yang direnovasi ada sekitar 78 warung. “Memang program Bedah Warung ini dikhususkan untuk warga masyarakat yang tidak mampu ataupun rentan miskin,” pungkasnya. (bam/all)