PATI, Joglo Jateng – Musim kemarau mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Pati mengalami kekeringan. Kondisi ini membuat sebagian masyarakat di Pati Bumi Mina Tani ini kesulitan mendapatkan air bersih.
Praktisi Penanggulangan Bencana, Husaini menyebutkan, kekeringan di Pati ini dampak perubahan iklim yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan. Ia mencontohkan seperti banyaknya alih fungsi lahan.
“Alih fungsi lahan dari hutan yang digunakan sebagai tegalan itu memang secara ekonomi memberikan dampak positif. Tapi secara ekologis, itu dampaknya besar. Termasuk kekeringan dan banjir,” ungkap dia.
Husaini menilai, masalah kekeringan ini membutuhkan kesadaran bersama antara pemerintah dan juga masyarakat tentang kepedulian lingkungan. Dengan demikian, persoalan tersebut dapat diminimalisir.
“Pemerintah jangan hanya memikirkan pembangunan fisik tanpa ada kajian lingkungan yang jelas. Tapi harus ada strategi untuk bersiap mengatasi kekeringan,” terangnya.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, terdapat belasan desa di 5 Kecamatan yang mengalami kekeringan. Di antaranya Desa Ronggo, Sidokmukti, Mojoluhur Kecamatan Jaken.
Kemudian Desa Tambahmulyo, Sendangsoko Kecamatan Jakenan. Desa Triguno, Tanjungsekar, Kletek Kecamatan Pucakwangi. Desa Sumbermulyo, Degan, Winong, Bringen Wareng Kecamatan Winong. Selanjutnya Desa Pasuruan, Kecamatan Kayen. (lut/fat)