BANTUL, Joglo Jogja – Dalam mewujudkan perencanaan Bantul Smart City, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menggelar Prosedur Penyelenggaraan Kegiatan Statistik Sektoral Bantul, Rabu (23/8). Kegiatan ini untuk mempersiapkan langkah-langkah tepat melalui seluruh OPD terkait.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyebutkan, lembaga pemerintah atau OPD bertanggung jawab secara penuh sebagai produsen data. Sedangkan Komunikasi dan Informatika (Kominfo), memiliki peran sebagai penjaga data. Lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga pembina data.
“Oleh karena itu, penting bagi OPD untuk memahami baik prosedur dan ilmu statistik dalam memvalidasi dan memproses fakta-fakta menjadi data yang akurat. Sekaligus dapat dipertanggungjawabkan,” ungkapnya.
Pihaknya menambahkan, kenyataan ini menggambarkan kompleksitas ilmu statistik, lantaran data merupakan landasan yang harus bisa diandalkan dalam pengambilan keputusan. Serta, validasi dari sumber data yang terpercaya juga menjadi langkah krusial untuk pengambilan keputusan.
“Bantul menjadi contoh nyata bagaimana data memiliki peran penting. Sebagian besar kebijakan yang diambil di kabupaten ini didasarkan pada data, terutama dalam perencanaan dari masa ke masa. Baik berbasis kinerja maupun berdasarkan bukti nyata,” tuturnya.
Selain itu, pada estimasi jumlah jalan yang rusak atau angka pengangguran juga menunjukkan betapa krusialnya peran data dalam menginformasikan keputusan. Tanpa data yang kuat, penyusunan rencana dan program hanya menjadi wacana tanpa arah jelas dan sulit dipertanggungjawabkan.
“Maka dari itu, dengan kualitas data yang baik, Bantul bisa lebih maju dan adaptif. Yakni dalam menghadapi berbagai tantangan kedepannya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Bantul Bobot Ariffi’ Aidin menyampaikan, konsep smart city atau sistem pintar dapat terwujud jika didukung oleh data yang akurat. Kehidupan modern saat ini sangat tergantung pada data, baik dalam konteks inovasi, bisnis, maupun pengambilan keputusan.
“Bahkan, banyak perusahaan rela mengeluarkan dana besar untuk memperoleh data berkualitas. Hal ini juga menyoroti betapa berharganya data dalam konteks keamanan, mengingat insiden pencurian data yang semakin sering terjadi,” paparnya.(cr11/sam)