JAKARTA, Joglo Jateng – Sebagai warga yang pendidikannya dibiayai negara, awardee atau para penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) didorong untuk kembali ke desa selepas menyelesaikan pendidikannya. Pasalnya, sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas diperlukan untuk menangani persoalan di desa terkait infrastruktur, ekonomi, dan pendidikan.
Kepala Desa Batuan, Gianyar, Bali, Ari Anggara mengatakan, setiap penerima beasiswa harus berkontribusi bagi masyarakat. Terutama di desa yang membutuhkan pembangunan secara masif. Apa pun bidang ilmu yang ditekuni, dirinya yakin dapat bermanfaat untuk diaplikasikan di desa.
Ari membeberkan tiga strategi untuk mengembangkan desa. Langkah pertama adalah mengkaji potensi desa secara saintifik. Semua harus berbasis data agar memperoleh gambaran yang utuh.
“Karena awardee LPDP merupakan akademisi, saya kira kajian semacam ini bisa dilakukan dari banyak perspektif. Penyimpulan potensi desa tidak boleh terburu-buru, harus hati-hati agar tidak salah langkah,” ujar dia.
Sedangkan langkah kedua adalah menghubungkan potensi desa dengan jejaring masyarakat yang bisa menangani. Menurut Ari, pengembangan desa seringkali menemukan kesulitan karena penggerak tidak meminta bantuan patron maupun ahli.
Apabila jejaring sudah terbentuk dengan baik, maka sistem pengembangan dapat dirumuskan bersama. Selain jejaring, komunikasi interpersonal yang menyeluruh juga substansial.
Desa merupakan seperangkat wilayah yang sarat kedekatan emosional. Oleh karena itu, penggerak harus mampu mendengarkan keluh kesah masyarakat sekaligus memberikan pemahaman yang tepat pada mereka. Inilah strategi ketiga menurut kepala desa termuda di Bali itu.
“Tiga strategi ini saya terapkan pula untuk mengembangkan desa saya. Dulu tempat kami hanya disinggahi turis barang sekadar 10-15 menit, kini mereka jauh lebih nyaman dengan penguatan nilai budaya, infrastruktur, dan daya tarik lain. Pendapatan desa kami setidaknya naik dua kali lipat,” jelas alumnus penerima beasiswa LPDP itu.
Salah satu penerima beasiswa LPDP di Columbia University, Amerika Serikat, Ferhat Januar mengungkapkan, identifikasi desa sebagai wilayah terbelakang harus dihapuskan dengan banyak cara. Terutama dengan mengembangkan potensi masing-masing.
“Sebagian desa bisa jadi situs pariwisata, sebagian jadi penyuplai ketela, dan seterusnya. Semuanya punya peran penting dalam eskalasi ekonomi, budaya, dan keilmuan kita,” tutupnya. (hms/lut/fat)