SEMARANG Contemporary Art Gallery kembali menggelar pameran lukisan karya seniman ternama. Kini lukisan yang dipamerkan merupakan karya dari tiga seniman yang cukup kondang namanya. Di antaranya adalah Pidi Baiq, Klowor Waldiyono, dan Rudy Mordock.
Pameran digelar mulai 19 Agustus hingga 10 Oktober mendatang. Terdapat lebih dari 50 karya dalam pameran kali ini.
Pengelola Semarang Contemporary Art Gallery, Chris Darmawan mengatakan, latar belakang dari pelaksanaan pameran kali ini adalah untuk menyuguhkan kembali seni rupa kepada masyarakat Semarang. Menurutnya, publik Kota Semarang masih asing dengan seni rupa.
Selain itu, ia juga menyoroti Kota Semarang sebagai salah satu kota besar agar tidak kalah dengan kota besar lainnya. Maka itu, salah satu misi besar yang ia bawa dalam pameran ini adalah untuk menghidupkan kepada seni rupa di Semarang, khususnya anak muda.
“Pesannya, selalu kita mempunyai misi supaya anak-anak muda khususnya di Semarang bisa menikmati seni rupa. Supaya kehidupan seni rupa di Semarang bisa hidup. Anak-anak muda tidak perlu jauh-jauh ke Jogja, Bandung atau Jakarta untuk sekadar melihat pameran seni rupa, tapi di Semarang pun bisa dan cukup berkualitas,” ucapnya, belum lama ini.
Menghadirkan ketiga seniman kondang tanah air tersebut tentu bukan tanpa alasan. Salah satu alasannya, jelas Chris, adalah lantaran ketiganya memiliki asal kota yang berbeda yaitu Semarang, Yogyakarta, dan Bandung.
Selain itu, Chris menambahkan bahwa karir ketiga seniman yang tidak hanya fokus pada melukis juga menjadi salah satu alasan terpilihnya Klowor Waldiyono, Rudy Mordock, dan Pidi Baiq dalam satu pameran.
“Alasan kedua, mayoritas dari tiga seniman tidak hanya menjalani karir sebagai pelukis. Seperti Pidi Baiq yang juga sebagai penulis dan musisi. Itu alasannya saya memamerkan mereka karena seri rupa itu sebetulnya akrab dengan seni-seni yang lain,” ungkapnya.
Sementara itu, Pidi Baiq yang akrab dipanggil “Ayah” turut menyampaikan rasa terima kasihnya kepada warga Semarang yang telah menyambut baik pameran ini. Ia menyebut, pameran kali ini bukan pameran biasa melainkan juga menjadi ajang para seniman untuk saling silaturahmi.
“Ada 6 karya, baru buat 3 bulan sebelum pameran jadi saya terpaksa ngelukis, biasanya banyak ibadah, sodaqoh. Ini membawa pesan bahwa saya bisa melukis,” jelasnya sambil bergurau. (luk/gih)