PATI, Joglo Jateng – Sejumlah wilayah di Kabupaten Pati terdampak kekeringan saat musim kemarau tahun ini. Sebagai besar masyarakat di daerah berjuluk Bumi Mina Tani ini kesulitan mendapatkan air bersih selama beberapa bulan terakhir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati mencatat ada puluhan desa di 7 kecamatan yang terdampak kekeringan. Desa-desa tersebut di antaranya Sidomukti, Ronggo, Mojoluhur, Kletek Sidoluhur di Kecamatan Jaken. Desa Sumbermulyo, Degan, Bringin Wareng di Kecamatan Winong.
Kemudian Desa Tanjungsekar, Triguno, Treteg, Karangwotan, Sokopuluhan di Kecamatan Pucakwangi. Desa Tambahmulyo, Jatisari, Kedungmulyo di Kecamatan Jakenan. Selanjutnya ada Gebang di Kecamatan Gabus dan Pasuruhan di Kecamatan Kayen.
Sebanyak 26.791 jiwa dari 5.206 kartu keluarga (KK) dilaporkan terdampak bencana kekeringan ini. Kondisi tersebut sudah berlangsung dari mulai bulan Juli hingga Agustus ini.
“Dari kajian risiko bencana yang kita lakukan, itu ada 194 desa di 11 kecamatan yang berpotensi terdampak kekeringan. Dan yang terdampak kekeringan lebih awal ada 58 desa di 7 Kecamatan,” kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati Martinus Budi Prasetya, belum lama ini.
Sejauh ini, pihaknya terus melakukan droping air bersih ke sejumlah wilayah yang terdampak kekeringan. Setidaknya dalam satu hari lima hingga enam tangki air bersih didistribusikan untuk kebutuhan sehari-hari warga desa terdampak.
Meskipun demikian, Martinus menyebut baru 47 desa yang mendapat distribusi air bersih. Hal tersebut karena keterbatasan armada, tenaga maupun jarak tempuh.
“Kami bekerja sama dengan berbagai pihak. Di antaranya PMI, relawan hingga perusahaan-perusahaan untuk mengeluarkan CSR-nya untuk mengirimkan air bersih ke sebagian wilayah di Kabupaten Pati yang terdampak kekeringan,” tandasnya. (lut/fat)