BAGI banyak orang, seni bukanlah hal yang mudah untuk dipalajari. Proses yang panjang diperlukan untuk menghasilkan karya yang bisa dinikmati.
Niha Khoirunisa namanya. Gadis yang duduk di bangku kelas 12 madrasah aliyah ini telah menggeluti dunia kesenian sejak kecil. Ketekunan itu sangat didukung oleh kedua orang tuanya. Sampai akhirnya ketika belajar di MAN 2 Yogyakarta, ia menemukan tempat belajar yang tepat. Sehingga bakatnya yang unik bisa semakin terasah.
Niha sangat piawai membacakan dongeng dengan berbagai jenis suara. Di antaranya suara orang tua, remaja, orang dewasa, anak-anak, baik suara laki-laki maupun perempuan. Ia juga dikenal sebagai siswi yang piawai menari, membaca puisi, berpantomim, bernyanyi, geguritan, pidato, juga sari tilawah.
Dengan 42 varian ekstraukrikuler yang ditawarkan MAN 2 Yogyakarta, kompetensi Niha di bidang yang sesuai bakat dan minatnya ini semakin tergali dan melejit. Sehingga ia banyak mengukir prasasti yang membanggakan.
Belum lama ini, dia berhasil memeperoleh penghargaan di bidang Seni dan Budaya untuk Remaja dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku X. Niha tercatat sebagai Juara 1 Lomba Maca Cerkak (Cerita Cekak), salah satu event yang digelar Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta. Akhirnya, Niha berhak melaju berkompetisi tingkat Provinsi DIY, dan kembali membuktikan kompentensinya hingga meraih juara pertama.
Prestasi yang sangat membanggakan ini patut disyukuri. Tidak mudah mengajak Generasi Z untuk nguri-uri budaya lokal. Namun Niha justru ingin berkontribusi kepada masyarakat, bangsa dan negara melalui ketekunannya dan ingin memberi perhatian penuh sampai di masa mendatang pada bidang seni dan budaya jawa.
”Jadi, lomba maca cerkak yang saya ikuti adalah Lomba Maca Cerkak Tingkat Provinsi yang merupakan lanjutan dari lomba tingkat Kota Yogyakarta,” terangnya.
Lebih lanjut Niha menyampaikan rasa syukur dan terima kasih. Niha bersyukur bisa menjadi juara satu baik di tingkat kota Yogyakarta maupun Provinsi DIY.
“Senang sekali bisa mempersembahkan yang terbaik untuk MAN 2 Yogyakarta dan Kota Yogyakarta,” ungkapnya, haru.
Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari support terbaik dari orang tua, sekolah, dan teman-teman yang menjadi penyemangatnya dalam mengikuti lomba. Atas dukungan itu, ia bisa bersemangat untuk terus maju.
Niha juga berharap, capaiannya itu dapat menginspirasi remaja seusianya dan juga bagi semua orang. Kemudian, akan tumbuh semakin banyak remaja yang mencintai dunia Bahasa Jawa dan berusaha mengembangkan keilmuan terkait bahasa dan sastra Jawa.
“Banyak ilmu dan pengetahuan yang saya peroleh terutama saat diajak berkunjung ke Surakarta untuk pembekalan materi terkait bahasa dan sastra Jawa,” ungkapnya. (bam/mg4)