TAS kulit asli adalah salah satu jenis tas yang kualitasnya sudah banyak diakui. Diby Leather menjadi salah satu produsen tas kulit asli yang didirikan oleh Bayu Ratna Dhini pada 2012. Ia menciptakan inovasi baru dengan menggunakan kulit sapi yang dihiasi dengan lukisan menggunakan teknik water colour base atau pewarna berbasis air yang hampir tidak menghasilkan limbah.
Ayu -sapaan akrab Bayu Ratna Dhini- menjelaskan, dalam proses pembuatan produknya, ia menggunakan kulit sapi yang telah melalui proses penyamakan dan dicelupkan ke dalam air yang telah dicampur pewarna water base. Kemudian dihiasi dengan lukisan untuk menciptakan beragam motif.
Setelah diberi pewarna water base, kulit sapi akan melalui proses pencucian, pengeringan, dan pemanasan. Produk ini telah melalui pengujian laboratorium dan terbukti tahan terhadap asam, basa, panas, gesekan, serta mampu menjaga kualitasnya dari kerusakan.
“Tidak ada limbah industri yang dihasilkan dari produk kami. Bisa dikatakan produk kami ramah lingkungan. Bahkan dapat dibuat secara sederhana di rumah,” ungkapnya.
Ayu mengungkapkan, produk Diby Leather tidak hanya dipasarkan di Indonesia saja melainkan hingga ke mancanegara. Di antaranya Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, bahkan Amerika Serikat.
Produknya juga mendapatkan penghargaan sebagai Finalis Terbaik dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia pada ajang Pekan Puncak Apresiasi Indonesia 2022. Dimana pada kesempatan tersebut, Diby Leather mewakili Kota Yogyakarta.
“Kami menjalani bisnis ini tidak mudah. Persaingan di industri kulit cukup ketat. Hingga saat ini tidak hanya pasar lokal saja penjualan kami, bahkan sampai ke global di Asia,” jelasnya.
Produk Diby Leather mulai dari kreasi dompet ataupun aksesoris dibanderol dengan harga Rp 75 ribu hingga Rp 200 ribu. Untuk pouch sesuai ukurannya dijual mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 350 ribu. Sedangkan untuk tas kulit mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 2 juta tergantung pada kerumitan proses pembuatannya.
Ayu berharap, produknya bisa ditularkan kepada banyak perempuan mandiri. Tujuannya agar Diby Leather memiliki banyak mitra untuk bersama-sama memajukan produksi lokal yang dikenal dan dikagumi banyak orang.
“Kami terbuka berbagi ilmu dan ingin merasakan bersama-sama sukses. Saya berharap, pemerintah juga ikut memperhatikan UMKM di Kota Yogyakarta. Tidak hanya memberikan fasilitas saja, namun diberikan keterampilan agar para pengusaha ini bisa bertahan dan tidak bergantung lagi pada pemerintah bahkan bisa sampai naik kelas,” ujarnya.
Katalog dari Diby Leather bisa dilihat di Instagram @dbleather. Diby Leather juga menerima pesanan secara retail, wholesale, dan made to order baik untuk brand owner, corporate gift, dan juga suvenir. (riz/mg4)