BANTUL, Joglo Jogja – Kelompok 17 KKN-T Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta, mensosialisasikan penurunan stunting di Dusun Kawiran, Desa Rambeanak, Kecamatan Mungkid, Magelang, pada Sabtu (11/8) lalu. Hal ini lantaran, hasil survey di Dusun Jetis dan Kawiran didapati babirusa anak yang terdampak kasus tersebut.
Di bawah Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dhina Puspasari Wijaya, acara ini dilakukan kelompok 17 dengan ketua Khairul Anam beserta 12 anggota. Yang dihadiri oleh ibu balita, ibu hamil, serta kader posyandu dusun.
Ahli Gizi Puskesmas Mungkid, Isnah menyebutkan, kolaborasi ini dilakukan untuk mengatasi kondisi gagal tumbuh pada anak atau kurangnya asupan gizi jangka panjang. Dengan indikator pengukurannya menggunakan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), tinggi badan menurut usia (TB/U), dan berat badan menurut usia (BB/U).
“Setelah anak lahir, 1.000 hari pertama merupakan periode emas sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun. Inisiasi menyusui dini (IMD) perlu dilakukan ketika bayi lahir. Sedangkan, pemberian asi eksklusif selayaknya diberikan untuk bayi usia 0-6 bulan. Kemudian, dikenalkan dengan MPASI hingga usia 2 tahun atau lebih,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Kawiran, Samsul Huda mengapresiasi kegiatan sosialisasi ini. Dikarenakan dampak stunting dapat berpengaruh signifikan, terhadap pertumbuhan anak di masa depan.
“Diharapkan dapat memberikan kesadaran penuh bagi masyarakat, khususnya warga Dusun Kawiran dan Jetis. Agar terhindar dari dampak stunting pada pertumbuhan anak di masa depan,” ungkapnya.
Sedangkan, Ketua Kelompok 17 KKN-T UAA Yogyakarta, Khairul Anam mengharapkan, agar angka stunting semakin menurun. Khususnya di Dusun Kawiran dan Jetis.
“Serta, semoga bisa menambah pengetahuan ibu mengenai dampak stunting, faktor penyebab dan strategi penanganannya. Sehingga, mampu mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan baik,” tuturnya.(cr11/sam)