KOTA, Joglo Jogja – Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan, masalah pengelolaan sampah yang muncul di wilayahnya tidak memengaruhi tingkat kunjungan wisatawan. Meski begitu, dirinya terus mengimbau kepada para pelaku pariwisata agar membantu pemerintah menyosialisasikan kepada wisatawan terkait penggunaan kemasan sekali pakai. Sebab, keberadaannya harus direduksi.
“Hotel telah kami berikan kewenangan secara mandiri mengolah sampahnya atau bekerja sama kepada pihak lain. Jika hotel memiliki lahan mungkin bisa membuat biopori,” ungkapnya, belum lama ini.
Dirinya juga telah melihat, hotel-hotel di Kota Yogyakarta telah melakukan kerja sama dengan pihak tertentu untuk mengelola sampah anorganik. Sedangkan sampah organiknya dijadikan biokonversi untuk pakan magot, ikan, dan sebagainya.
“Saya juga telah menandatangani (surat, Red.) edaran kepada masayarakat dan pelaku usaha untuk melakukan pengurangan terhadap kemasan sekali pakai. Kemudian untuk toko-toko juga membatasi kantong plastik yang kita masukkan ke dalamnya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, pihaknya telah melakukan pemilahan sampah baik organik maupun nonorganik. Pelaksanaannya sesuai dengan standar prosedur operasi (SOP) serta sertifikasi hotel yang harus dipenuhi.
Ia menambahkan, PHRI DIY juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pengurangan sampah organik maupun anorganik. Salah satunya dengan memberikan diskon bagi pelanggan yang membawa tempat dan alat makan sendiri.
“Diskon yang diberikan bisa mencapai 20 persen. Ini semua dilakukan guna menekan volume sampah yang dibuang ke TPST Piyungan,” pungkasnya. (riz/mg4)