Bupati Sleman: GPS Turunkan Volume Sampah Harian

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo,
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo (tengah). (ADIT BAMBANG SETYAWAN/JOGLO JOGJA)

SLEMAN, Joglo Jogja – Bupati Sleman mengklaim volume sampah harian di Sleman  mengalami penurunan. Turunnya angka produksi sampah di Bumi Sembada sejak Juni lalu, disebabkana adanya Gerakan Pilah Sampah (GPS) dari rumah tangga.

Bupati Sleman, Kustini mengatakan, saat ini gerakan pilah sampah dari rumah tangga sudah banyak dilakukan oleh masyarakat. Dampak dari gerakan tersebut mulai terlihat bila menilik angka produksi sampah yang turun menjadi rata-rata 254 ton per hari. Lewat capaian tersebut, pihaknya optimistis perbaikan pengelolaan sampah di Sleman akan bisa ditata perlahan.

Baca juga:  Dorong Pemulihan Ekonomi melalui Infrastruktur

“Alhamdulillah, mulai akhir Juni kemarin volume sampah harian kita turun dari 300 an ton per hari menjadi 254 ton per hari. Saya yakin sekarang lebih turun lagi. Ini berarti sudah banyak yang melakukan pilah sampah dan sudah mulai efektif,” terangnya, Kamis (31/8).

Tak hanya itu, Kustini menyebut dalam waktu dekat kemungkinan pemerintah akan membentuk satuan tugas (satgas) untuk penanganan masalah sampah di Sleman. Pihaknya mengaku telah belajar dari keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, pihaknya tetap mendorong penanganan sampah bisa dapat diselesaikan di tingkat kalurahan. “Namun kita juga dorong kalurahan untuk membantu mengolah sampah lewat bumkal seperti di Pandowoharjo dan Sinduadi. Kedepan kita akan menjajaki kerja sama dengan swasta untuk mengelola sampah,” imbuhnya.

Baca juga:  Pemkab Sleman Dorong Warga Terus Lestarikan Budaya Lokal

Dikatakan, gerakan pilah sampah dari rumah tangga, sudah gencar disosialisasikan sejak adanya wacana penutupan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan pada Februari lalu. Selain diterbitkan sebagai Surat Edaran (SE) Bupati, gerakan pilah sampah ini juga disosialisasikan hingga tingkat bawah untuk mengurangi produksi sampah.

Kustini mengaku terus memberikan edukasi kepada masyarakat. Salah satunya dengan sosialisasi agar mengurangi sampah dan memberi penekanan kepada masyarakat  untuk memilah sampah supaya lebih mudah diolah.

“Dengan cara itu, sampah yang tersisa hanyalah sampah residu yang tidak bisa diolah. Sehingga sampah yang tidak bisa diolah yang dibawa ke tempat penampungan sampah sementara itu bisa berkurang cukup banyak,” pungkasnya. (bam/bid)